Jakarta, jurnalpijar.com —
Kalimat retoris merupakan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Kalimat ini sering digunakan untuk menarik perhatian pendengar atau pembaca.
Selain contoh dari buku, contoh kalimat retoris juga dapat kita temukan dalam percakapan atau interaksi sehari-hari.
Kalimat retoris biasanya berbentuk pertanyaan dan tidak memerlukan jawaban. Biasanya digunakan dalam pidato, khotbah, atau ceramah, yang tujuannya bukan untuk mengajukan pertanyaan melainkan untuk menekankan.
Kalimat retoris juga bisa berupa kalimat yang mengandung sarkasme, seperti dikutip dari Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Kemendikbud RI (2020).
Kalimat retoris tidak hanya mengandung unsur sindiran atau penegasan, tetapi juga dapat mengungkapkan keraguan dan ejekan, serta dapat juga berfungsi sebagai persuasi.
Contoh kalimat retoris
Untuk lebih memahaminya, berikut beberapa contoh kalimat retoris yang dapat dipelajari secara singkat dari buku bahasa Indonesia “Kategori 12” dan sumber lainnya. 1. Apakah Anda pikir Anda bisa membeli kehidupan?
Kutipan ini mengungkapkan kebencian terhadap mereka yang menganggap hidup tidak berharga. Fungsinya untuk menginspirasi atau menyadarkan masyarakat akan pentingnya keselamatan diri. 2. Apakah menurut Anda kebahagiaan bisa diukur dengan uang?
Kutipan ini merupakan referensi sarkastik bagi mereka yang meremehkan kebahagiaan sejati. 3. Haruskah kita diam saja menghadapi ketidakadilan seperti ini?
Pertanyaan ini menekankan perlunya memilih untuk melawan ketidakadilan. Fungsinya untuk membuat orang lain sadar akan situasi kritis.
4. Perubahan apa yang bisa terjadi dalam satu detik?
Pertanyaan ini memastikan bahwa tidak ada perubahan yang cepat atau tiba-tiba. 5. Apa lagi yang bisa kita lakukan selain meminta bantuan Tuhan?
Pernyataan ini bermakna penegasan bahwa yang bisa kita lakukan hanyalah berharap pertolongan Tuhan. 6. Apa yang disebut dengan pekerjaan?
Kalimat tanya ini mempunyai makna cemoohan, yaitu prestasi kerja sangat tidak memuaskan atau tidak memenuhi standar. 7. Bagaimana orang mati dapat dibangkitkan?
Pertanyaan ini menekankan bahwa orang mati tidak dapat dibangkitkan karena sudah tidak hidup lagi. Di manakah pejabat jujur di era gila ini?
Ini adalah contoh ironi, yang menyiratkan bahwa saat ini tidak ada petugas yang jujur, karena sebagian besar dari mereka terlibat dalam proses litigasi.
9. Apakah ia masih termasuk orang pintar?
Kalimat tersebut membuat seseorang curiga bahwa perilakunya tidak mencerminkan julukannya sebagai orang yang cerdas. 10. Apa gunanya permusuhan?
Permasalahan ini menegaskan bahwa permusuhan tidak ada gunanya dan justru dapat merugikan semua pihak.
Itulah beberapa contoh kalimat retoris yang dapat dipelajari beserta maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat. (Zhu/Zhu)
Tinggalkan Balasan