Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 26 Mei 2024

Selalu Pakai Sabuk Pengaman, Turbulensi Pesawat Bisa Datang Tiba-tiba


					Selalu Pakai Sabuk Pengaman, Turbulensi Pesawat Bisa Datang Tiba-tiba Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Sebuah Boeing 777-300ER Singapore Airlines menjadi sorotan setelah mengalami turbulensi parah dalam penerbangan dari London, Inggris menuju Singapura.

Peristiwa tersebut memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand pada Selasa (21/05). Sayangnya, satu orang tewas dan banyak penumpang lainnya terluka.

Seperti dikutip Travel and Leisure, menurut Pusat Penelitian Atmosfer Nasional, pilot melaporkan 65.000 penerbangan dengan turbulensi sedang dan 5.500 penerbangan dengan turbulensi parah di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Turbulensi terjadi ketika pesawat mengalami perubahan aliran udara secara tiba-tiba, baik dari gunung, aliran jet, atau badai. Pilot menggunakan alat seperti radar cuaca dan peta cuaca untuk mengenali badai dan angin berbahaya di sepanjang jalur penerbangan, dan mereka akan mengencangkan sabuk pengaman dalam kondisi tersebut.

Namun, terkadang turbulensi bisa terjadi secara tiba-tiba. Hal ini disebut turbulensi udara jernih, yang dapat terjadi meskipun tidak ada awan.

Pesawat biasanya turun sedikit saat terjadi turbulensi, yang dapat membuat penumpang terlempar dari tempat duduknya jika tidak mengenakan sabuk pengaman.

Dalam kasus terburuk, turbulensi diketahui dapat “melemparkan” orang ke langit-langit pesawat dengan kekuatan penuh, yang dapat menyebabkan gegar otak, patah tulang, atau cedera yang lebih serius.

Statistik menunjukkan bahwa sabuk pengaman berperan penting dalam menjaga keselamatan penumpang. Bagaimana sebenarnya sabuk pengaman berperan dalam menjaga keselamatan penumpang di pesawat?

Dalam survei yang dikutip Travel and Leisure terhadap 1.548 penumpang maskapai penerbangan, 7 persen mengatakan mereka jarang atau tidak pernah memasang sabuk pengaman saat tanda sabuk pengaman berbunyi. Sabuk pengaman pada pesawat memang tidak selengkap sabuk pengaman pada mobil. Namun ada beberapa alasan untuk desain yang berbeda ini.

Pesawat terbang memiliki sabuk yang disebut tali tuas pengangkat yang sesuai dengan namanya akan mengendur saat tuas diangkat. Tali pengangkat sudah ada sebelum pesawat terbang, tetapi mulai banyak digunakan di pesawat terbang pada tahun 1940-an.

Sabuk pengangkat tuas masih merupakan yang paling umum karena hemat biaya dan ringan. Selain itu, meskipun pilot dan kru juga dapat menggunakan sabuk pengaman, penumpang biasanya hanya menerima sabuk pengaman.

Berbeda dengan mobil yang risiko terbesarnya adalah saat bergerak maju dan mundur, di dalam pesawat terbang terdapat risiko saat bergerak naik dan turun. Fitur sabuk berputar membuat penumpang tetap berada di kursinya dalam turbulensi.

Desain sabuk pengaman tuas yang sederhana membuat penumpang dapat dengan cepat dan mudah saat dibutuhkan.

Oleh karena itu, tindakan paling aman adalah duduk dan mengencangkan sabuk pengaman di pesawat. Perlu diingat juga bahwa jika tanda sabuk pengaman menyala, penumpang tidak boleh menghubungi awak kabin demi alasan keselamatan. (anm/wiw)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari-hari Prilly Latuconsina

20 September 2024 - 11:16

Heboh Daftar Makeup Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

20 September 2024 - 10:14

20 Kota Termahal di Dunia 2024, Ada dari Negara Tetangga Indonesia

20 September 2024 - 01:17

Trending di LifeStyle