Menu

Mode Gelap

Teknologi · 27 Mei 2024

BMKG Antisipasi ‘Kiamat’ Megathrust, Investigasi Dimulai dari Batam


					BMKG Antisipasi ‘Kiamat’ Megathrust, Investigasi Dimulai dari Batam Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com

Badan Meteorologi dan Geologi (BMKG) telah meluncurkan misi penyelidikan gempa bumi di wilayah megathrust Indonesia. Hal ini untuk mengantisipasi kekhawatiran terjadinya gempa bumi berskala besar yang berpotensi menimbulkan tsunami di Sumatera hingga Sulawesi.

Presiden BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu mengatakan, investigasi gempa di wilayah megathrust tersebut dilakukan dalam rangka penelitian dan pendataan yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) BMKG.

Seluruh wilayah megathrust yang akan dipelajari mulai dari Subduksi Sunda, Subduksi Banda, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, Lempeng Laut Maluku, Subduksi Papua Utara akan dieksplorasi dalam misi ini.

“Kami telah memulai segalanya mulai dari pusat penelitian, pelatihan, dan pengembangan hingga sesuai dengan model gempa dan tsunami kami,” ujarnya.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani mengatakan, rangkaian misi dimulai dari Batam, Kepulauan Riau, melewati beberapa kota di Indonesia hingga berakhir di Bitung, Sulawesi Utara pada Minggu, 25 Agustus 2024.

Perencanaannya akan dilakukan penelitian pada serangkaian perjalanan jauh menggunakan kapal misi OceanXplorer milik OceanX.

Peneliti Indonesia tidak hanya mempelajari fenomena seismik, tetapi juga misi mengamati interaksi udara dan laut di perairan Indonesia.

Sasarannya adalah wilayah yang teridentifikasi berpotensi mempengaruhi fenomena iklim dan perubahan iklim Indonesia, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan dipole di Laut Banda, Selatan Jawa, Sumatera Barat.

BMKG menilai penelitian ini perlu dilakukan karena sifat dan terkadang perubahan periodik angin dan arus laut, letusan gunung berapi, dan faktor lainnya mempengaruhi perubahan iklim.

Apalagi, seperti disampaikan Menteri Luhut Binsar Pandjaitan pada rapat koordinasi beberapa hari lalu, baru 19 persen wilayah laut Indonesia yang terpetakan, karena panjang pantai Indonesia mencapai 108 ribu kilometer. Lebih dari 70 persen wilayah Indonesia merupakan perairan.

“Sejauh ini persiapan tim sudah selesai. Bersama Oceanx BMKG, kami telah mendatangkan alat untuk mengukur parameter tersebut dan terus berkoordinasi terutama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujarnya .”

(Antara / Mikro)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi