Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 2 Jun 2024

Ayah Bunda, Sekolah Anak Tak Harus Mahal


					Ayah Bunda, Sekolah Anak Tak Harus Mahal Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Doni Indrianto (44) juga berpendapat bahwa tidak perlu menyekolahkan anak ke sekolah mahal untuk mendapatkan pendidikan terbaik.

Meski kini sudah banyak sekolah swasta dengan program studi yang berbeda-beda, namun ia memilih sekolah negeri untuk pendidikan anak-anaknya.

Pendidikan tidak ada batasannya. Kualitasnya sama bagusnya di sekolah negeri dan swasta. Anak-anak masih bisa berkembang dengan baik, kata Dhoni saat diwawancara CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Doni tinggal di Bekasi. Saat ini, putrinya sedang duduk di bangku kelas dua sekolah dasar negeri (SDN) di wilayah tersebut.

Doni menyadari, dahulu anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri dianggap cemerlang dan cerdas. Namun kini zaman telah berubah, banyak bermunculan sekolah swasta dengan kurikulum yang berbeda-beda tergantung kebutuhan.

Sebutkan Montessori, BCCT, Cambridge, sekolah Islam terpadu yang baru-baru ini populer, dll.

Tidak hanya kursus-kursusnya yang sangat bermanfaat, namun sekolah-sekolah ini memiliki infrastruktur yang lebih baik dibandingkan sekolah negeri. Dan tentu saja biayanya lebih mahal.

Karena latar belakang, nilai, dan kebutuhan setiap keluarga berbeda-beda, tidak mengherankan jika orang tua kini memiliki preferensi yang berbeda-beda mengenai sekolah anaknya.

Dhoni mengatakan, tidak bisa dipungkiri, kurikulum dan kondisi di A sangat diminati masyarakat. Selain itu, banyak sekolah swasta yang juga fokus pada aspek pendidikan seperti belajar mandiri, mengembangkan hobi dan bakat anak, dan masih banyak lagi.

Bernadette Cindy Leo, seorang psikolog pendidikan, mengatakan yang terpenting di sekolah anak adalah kurikulumnya dapat mendukung perkembangan anak dengan sebaik-baiknya, baik di sekolah negeri maupun swasta.

Bernadette mengatakan kepada CNNIndonesia.com, “Tidak hanya kurikulum, kesiapan sistem sekolah dan guru itu sendiri diperlukan agar kurikulum dapat diterapkan dengan baik.”

“Tentunya semua anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, terlepas dari bersekolahnya, jika sekolah dapat memberikan insentif yang sesuai,” imbuhnya.

Diakui Doni, sekolah swasta memiliki kurikulum yang berbeda-beda untuk disesuaikan dengan kepribadian dan perkembangan anak. Berbeda dengan sekolah negeri yang mengutamakan pendidikan anak.

Namun, sebagai orang tua, ia memilih untuk tidak menyerahkan sepenuhnya semua cerita anaknya ke pihak sekolah.

“Betul kurikulumnya beda jauh, pikiran anak lebih berkembang, tapi kalau anak disekolahkan saja rasanya kurang tepat. Jadi, peran tambahannya adalah peran orang tua,” kata Doni. .

Doni menyadari, ilmu tidak sebatas belajar di sekolah. Ia yakin kemampuan anak bisa dikembangkan di luar sekolah.

“Tinggal pilihan saja, tumbuh kembang anak bisa dibina melalui bimbingan belajar atau di rumah. Biasanya anak juga bisa mencari kekuatannya melalui gadget,” imbuhnya.

Hal ini didukung oleh Bernadette yang mengatakan bahwa motivasi terbaik bagi anak memerlukan kemitraan antara sekolah dan orang tua di rumah.

Ia menambahkan: “Harus ada kemitraan antara sekolah dan orang tua. Program atau insentif harus koheren, berkelanjutan dan terintegrasi,” tambahnya.

Senada dengan Ibu Ninda, seorang psikolog anak, mengatakan: Peran lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembangnya karakter seorang anak.

Menurutnya, meski telah belajar mengembangkan berbagai sifat, namun peran orang tua dan lingkungan masih lebih besar dibandingkan dorongan dari sekolah.

“Di sekolah mereka mengajarkan gaya A, tapi di rumah mereka mengajarkan gaya B, atau mereka melihat gaya B di lingkungan rumahnya, yang mungkin bukan gaya A. Bawa anak-anak masuk,” ujarnya.

Menurutnya, meski ada gaji yang tinggi atau jaminan yang menarik, tentu orang tua tidak bisa mengabaikan perkembangan anaknya.

Bu Aninda mengatakan, para orang tua tidak berharap anaknya langsung bersekolah, padahal menjanjikan banyak kelas yang menarik.

“Jadi orang tua tidak boleh membiarkan mereka bersekolah seperti itu. Sekarang tinggal sekolah yang mendidiknya setelah sekolah yang bertanggung jawab membiayai. Tidak bisa,” kata Aninda.

Ia mengatakan, orang tua mempunyai peran besar dalam pendidikan dan akan terus mengembangkan kearifan anak. Bukan hanya berbasis sekolah. Jenis sekolah tergantung pada kemampuan masing-masing orang tua, dan tentunya keuangan menjadi salah satu pertimbangan utama.

Jadi, selama orang tua punya peran dalam membesarkan anak menjadi orang baik, tidak masalah sekolahnya mahal atau murah, bukan?

(titik/titik)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Penumpang Heran Ada Wanita Tidur di Bagasi Kabin Pesawat, Kok Bisa?

20 September 2024 - 21:14

Pemandu Wisata Bentak Turis karena Ogah Belanja di Toko Suvenir

20 September 2024 - 19:14

Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari-hari Prilly Latuconsina

20 September 2024 - 11:16

Trending di LifeStyle