Jakarta, jurnalpijar.com —
Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun asal Cirebon, Jawa Barat, diduga menderita depresi dan putus sekolah setelah ibunya menjual ponselnya. Waspadai tanda-tanda awal depresi pada anak berikut ini:
Siti Anita, 48 tahun, mengaku terpaksa menjual ponsel anaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasca penjualan ponsel, kondisi anak sering melamun di siang hari dan sulit mengendalikan emosi.
Ia mengaku sempat mengajak anaknya berdandan, namun tidak membuahkan hasil. Ia kemudian membawa anaknya menjalani terapi hingga ia didiagnosis menderita depresi.
Mira Amir, psikolog anak dan keluarga di Unit Anak dan Remaja Sajiba RSK Jiwa Dharmawangsa, mengatakan orang tua perlu lebih memperhatikan kesehatan mental anak.
Mengangkat isu tersebut, ia mengatakan penyebab utama anak mengalami depresi kemungkinan bukan hanya karena ponsel yang dijual. Namun ada persoalan lain yang sudah lama disembunyikan.
“Sederhananya, ini bukan hanya masalah ponsel. Jadi banyak kondisi yang bisa menyebabkan hal ini (depresi). Bisa jadi anak sulit mendapatkan performa yang diinginkannya. Bisa jadi karena saya situasi,” kata Mira, Kamis saat dihubungi CNNIndonesia.com. (16/5).
Padahal, ada tanda-tanda awal yang harus diwaspadai orang tua sebelum anak mencapai puncak depresi.
Tanda-tanda ini harus menjadi pengingat agar anak Anda dapat segera mencari pengobatan sebelum depresinya semakin parah.
Mila mengungkap tanda-tanda awal depresi pada anak yang bisa dikenali orang tua. Gejalanya adalah: 1. Muncul perubahan perilaku yang signifikan.
Tanda-tanda awal depresi terlihat pada perilaku anak yang mengalami perubahan signifikan. Sebelumnya, anak-anak tersebut merupakan anak yang cerdas, namun ketika mulai mengalami depresi, mereka cenderung menjadi pendiam dan menyendiri.
Bahkan anak-anak pun seolah kehilangan semangatnya saat bertemu orang lain. 2. Hilangnya minat
Anak-anak yang mengalami depresi mulai kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai. Bahkan, mereka juga kurang antusias dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
“Mungkin dibicarakan saja akan membuat nafsu makanmu hilang.” 3. Berbagai perubahan fisik muncul
Anak-anak dengan depresi juga mengalami perubahan fisik yang signifikan. Misalnya saja Anda mudah lelah dan berat badan turun banyak.
“Penyebabnya biasanya karena nafsu makanmu hilang. Kamu juga sulit tidur, atau kamu hanya tidur terus-menerus. Makanya kamu melihat perubahan besar pada tubuhmu. Kamu tidak boleh memaksakan kehendak orang tuamu padamu.” dia berkata.
Bukan hanya anak-anak yang lahir dari keluarga kurang mampu secara ekonomi saja yang mengalami depresi pada masa kanak-kanak. Menurut Mila, banyak anak yang lahir dari keluarga sempurna dan kaya mengalami depresi.
Tanpa keterlibatan orang-orang disekitar khususnya orang tua, kondisi ekonomi dan keluarga bukanlah faktor utama penyebab depresi pada anak.
“Kalaupun anak lahir dari keluarga miskin, kalau orang tuanya kooperatif dan bertanggung jawab, anak bisa tumbuh normal. Karena semua tergantung bagaimana orang tua mendidik dan memberi kehidupan pada tubuhnya,” ujarnya.
Mira juga mendorong para orang tua dan orang dewasa untuk melihat peristiwa tersebut dari sudut pandang anak-anak. Orang tua tidak bisa begitu saja melanggar hak-hak anak.
Harta milik anak merupakan hak anak, dan terdapat batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya.
“Lakukan sesukamu, jangan disangka sudah melahirkan. Enggak boleh. Toh, ada batasan-batasan yang harus dipatuhi orang tua terhadap anak-anaknya,” kata e. (tst/poa)
Tinggalkan Balasan