Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 4 Jun 2024

Yongki Komaladi Sebut 90 Persen Bahan Sepatu RI Impor, Utamanya China


					Yongki Komaladi Sebut 90 Persen Bahan Sepatu RI Impor, Utamanya China Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com.

Yongki Komaladi, pemilik merek alas kaki lokal Yongki Komaladi, mengungkapkan 90 persen bahan baku alas kaki Indonesia berasal dari luar negeri atau diimpor.

Sebab, kata dia, sulit mendapatkan bahan baku jika diproduksi di dalam negeri.

“Bahan baku menurut saya sulit didapat jika diproduksi di dalam negeri. Sekitar 90 persennya merupakan produk dari luar negeri, terutama dari China,” kata Yongqi, Rabu (15/5), dikutip CNBC Indonesia.

Pernyataan itu disampaikannya setelah pabrik PT Juta Bata TBK di Purkarta, Jawa Barat, ditutup pada 30 April lalu karena terus mengalami kerugian. Penutupan tersebut diketahui mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sedikitnya 233 pegawai.

Tapi kalau Bata, setahu saya Bata mengimpor produk dari negara-negara yang punya asosiasi sendiri, dari Malaysia, India, Singapura, mereka saling berbagi cerita dan bisa membeli produk dari luar negeri, lanjutnya.

Yoongki mengungkapkan, industri alas kaki Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Tidak hanya bahan baku yang masih banyak diimpor, namun juga permasalahan ketenagakerjaan dan kebijakan pemerintah.

Menurut dia, perlu juga dilihat apakah angkatan kerja di Indonesia mencukupi dibandingkan negara lain.

“Dan juga bagaimana memikirkan kebijakannya, karena saat ini kita rata-rata bisa mengatakan 70 persen produknya diimpor, seberapa besar potensi tenaga kerjanya? Apakah sama profesionalnya dengan negara lain? semua itu,” jelas Yoongi.

Ia juga mengungkapkan permasalahan industri alas kaki tidak hanya terjadi di Batai, namun UMKM alas kaki juga menghadapi banyak tantangan, termasuk serbuan bahan baku di pasar oleh produk impor. Menurutnya, pemerintah harus turun tangan dan membuat regulasi untuk membantu industri menghadapi tantangan tersebut.

“Saya rasa sangat disayangkan UMKM yang sangat bergantung pada penjualan lokal harus melalui masa-masa yang jauh lebih sulit dibandingkan Bata. Ini juga menjadi tugas kita, apakah itu industri yang memiliki kepadatan tenaga kerja yang sangat besar, kita harus memikirkan hal ini. Itu pasti ada strateginya, strategi khusus,” imbuhnya.

Ia menekankan, penting untuk memikirkan bersama bagaimana mengatasi fenomena penutupan pabrik besar-besaran, tidak hanya melihat sebab atau akibatnya, tetapi juga memikirkan cara mengatasinya agar fenomena tersebut tidak terulang kembali pada UMKM.

Yoongi memperkirakan tren ini tidak hanya akan berlanjut di Bata saja, tapi juga di merek lain. Sebab kata dia, saat ini banyak UMKM yang menangis karena tidak bisa mengelola usahanya. Mereka merasa pemerintah tidak memihak atau mendukung mereka.

“Misalnya, banyak UMKM yang ingin memasang merek pada produknya, tapi kalah dengan merek luar. Kenapa tidak punya akses ke pusat perbelanjaan atau department store? Pamerannya tidak hanya seminggu, tapi kalau ada tempat di mal, mereka bisa bekerja sama. pusat “agar produk lokal lebih diutamakan,” ujarnya.

“Saya melihat pusat perbelanjaan hanya memberi ruang bagi merek-merek ternama, sedangkan UMKM juga membutuhkan banyak tenaga kerja dan harus didukung. Makanya kita harus memikirkan keberlanjutan asalkan produk lokal yang patut dicintai dan dikenal. di negara Lain “. dia menambahkan.

Tak sia-sia, karena ia sendiri melihat masih banyak merek lokal yang belum terkenal, hingga akhirnya tidak bisa melanjutkan produksi karena kurang mendapat dukungan.

Meski demikian, Yoongi tetap mengingatkan UMKM untuk mengubah cara berpikirnya. Jika sebelumnya mereka mengira hanya menunggu peluang, kini mereka harus memikirkan bagaimana memanfaatkannya.

“Jangan hanya menunggu bola, Anda harus mengambilnya. Ubah pola pikir mereka setiap hari. Mereka harus memiliki platform yang dapat membentuk kepribadian mereka untuk berubah di masa-masa yang sangat sulit dan tidak cukup ramah bagi semua orang.” menyimpulkan.

(Del/Agt)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bos Bappenas Sebut Menu Makan Gratis Bisa Dibawa Pulang

20 September 2024 - 20:16

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Trending di Ekonomi