Menu

Mode Gelap

Teknologi · 7 Jun 2024

Mengenal Starlink, Internet Satelit Orbit Rendah Milik Elon Musk


					Mengenal Starlink, Internet Satelit Orbit Rendah Milik Elon Musk Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Layanan internet Starlink diklaim memiliki kecepatan tinggi karena posisi satelitnya di orbit Bumi yang rendah. Simak penjelasan keunggulan jaringan komunikasi dari miliarder Elon Musk ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan peluncuran Starlink akan dilakukan Elon Musk di sebuah puskesmas di Denpasar, Bali pada Minggu (19/5).

“Besok (hari ini, Red.) pagi jam 8, (Elon Musk) mendarat di Bali. Semua acara sudah diatur dan sore harinya dia akan meluncurkan (launch) Starlink bersama beberapa menteri kita,” ujarnya. usai menghadiri upacara Segara Kerthi di Bali, pada Sabtu (19/5) dikutip dari Antara.

Menteri lain yang turut hadir dalam peluncuran Starlink adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Menurut Luhut, peluncuran Starlink merupakan langkah baik untuk mengurangi jumlah titik mati internet di daerah terpencil.

“Daerah terpencil kita akan tercover internet yang bagus,” ucapnya.

Starlink Internet Services tidak memberikan layanan secara langsung kepada pengguna umum di Indonesia. Perusahaan ini masuk secara bertahap karena pejabat Indonesia sudah lama melobi Elon Musk.

Pada tahun 2022, Starlink akan mulai menjajaki layanan business-to-business (B2B) setelah mendapat hak jangkar dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Hak jangkar tersebut memungkinkan Starlink menjual kapasitas satelit Starlink kepada Telkomsat untuk memenuhi kebutuhan in-band backhaul Telkomsat,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Jumat (6/10/2022).

Menurut Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika no. 21 Tahun 2014, Hak Labuh Satelit adalah hak penggunaan satelit asing yang diberikan Menteri kepada penyelenggara telekomunikasi atau lembaga penyiaran.

Satelit Starlink ini dapat disewa oleh Telkomsat untuk memberikan layanan jaringan internet tertutup kepada pelanggan perseroan.

Klaim keunggulan

Starlink merupakan konstelasi satelit dengan misi menyediakan akses Internet ke seluruh dunia. Mengutip situs resminya, Starlink memiliki beberapa keunggulan.

“Starlink dirancang untuk menghadirkan internet super cepat, bahkan di tempat yang aksesnya kurang, terlalu mahal, atau bahkan tidak tersedia,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Pertama kali diumumkan ke publik pada Januari 2015, seiring dengan dibukanya fasilitas pengembangan SpaceX di Redmond, Washington, AS, satelit Starlink diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 2019.

Satelit ini mengorbit pada tiga tingkat ketinggian rendah atau Low Earth Orbit (LEO) untuk menjangkau wilayah yang tidak terdapat serat optik atau Base Transceiver Station (BTS).

Artinya, mengorbit hingga 340 km di atas permukaan bumi, mengorbit dengan ketinggian 550 km dan 1.200 km.

Sementara sebagian besar satelit, termasuk milik pemerintah Indonesia dan BUMN, ditempatkan pada orbit yang lebih tinggi, yakni Geostationary Orbit (GEO).

Karena orbitnya yang rendah, satu satelit Starlink hanya dapat mencakup wilayah yang lebih kecil. Akibatnya, sistem tersebut membutuhkan jumlah satelit yang lebih banyak untuk memberikan layanan ke seluruh penjuru bumi dalam bentuk konstelasi.

Dalam sekali peluncuran, SpaceX mampu membawa puluhan ratus satelit Starlink ke luar angkasa. Satelit Starlink memiliki berat antara 227 dan 295 kg.

Karena Starlink ditempatkan di orbit rendah Bumi, yaitu sekitar 350 mil (563,7 km), SpaceX mengklaim latensi atau kecepatan Internet antara 25ms dan 35ms. Ini dinilai cukup cepat sehingga mampu menghasilkan kecepatan internet hingga 1 Gbps.

“Dengan kecepatan tinggi dan latensi hingga 20ms di sebagian besar lokasi, Starlink membuat panggilan video, game online, streaming, dan aktivitas data berkecepatan tinggi lainnya yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan satelit Internet lainnya,” klaim Starlink.

Itu belum terekspos ke Internet

Pemerintah memperkirakan Starlink bisa menjangkau daerah tertinggal, perbatasan, dan pinggiran (3T). Lalu bagaimana kabar nasib proyek internet dalam negeri seperti Satelit Satria-1, BAKTI 4G BTS dan Palapa Ring? 

Direktur Jenderal Komunikasi Penerangan Masyarakat (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong mengatakan, layanan internet satelit Starlink masih diperlukan karena layanan internet pemerintah belum menjangkau sebagian warga.

Ia juga mencontohkan hasil Survei Penetrasi Internet Tahun 2024 dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menyebutkan tingkat penetrasi Internet di Indonesia hanya sebesar 79,5%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 78,19%.

Artinya, masih ada sekitar 20 persen penduduk Indonesia yang belum bisa menikmati layanan internet.

“Satria belum bisa mencakup semuanya. Punya 11 stasiun bumi, pelayanannya hanya di lokasi stasiun bumi itu saja. Belum bisa mencakup tempat lain,” ujarnya di kantornya di Jakarta, Jumat (3/5). ).

Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang berbeda, yaitu kedua satelit hanya memiliki satu [orbit] rendah dan satu lagi orbitnya lebih tinggi.”

(tim/lengkungan)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi