Jakarta, jurnalpijar.com —
Setiap tahunnya pada tanggal 20 Mei, seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Sebenarnya apa asal muasal Kebangkitan Nasional dan mengapa hari ini diperingati setiap tahunnya oleh masyarakat Indonesia?
Hari Kebangkitan Nasional akan menjadi hari bersejarah untuk memperingati tumbuh kembang bangsa Indonesia dan upaya mencapai kemerdekaan. Tanpa kerja keras mereka yang melawan kolonialisme saat itu, bangsa Indonesia tidak akan bisa memperoleh kemerdekaan saat ini.
Sudah sepatutnya kita semua menghormati dan mengenang Harkitna untuk memperkuat rasa kebangsaan dan solidaritas antar warga.
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional dilatarbelakangi oleh keadaan sosial politik di Hindia Belanda pada zaman dahulu. Sejak 17 September 1901, pemerintah Belanda menerapkan kebijakan etis di Indonesia.
Kebijakan etis ini diterapkan pada tahun 1901 berkat kebijakan tanam paksa yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Johannes van den Bosch. Kebijakan ini dilakukan untuk mengisi kembali perbendaharaan Belanda yang terkuras pasca Perang Diponegoro (1825-1830). dan Revolusi Belgia (1830).
Petani Indonesia terpaksa menanam tanaman yang memiliki komoditas ekspor tinggi seperti teh, tembakau, kopi, dan tebu.
Petani harus menggunakan seperlima lahan untuk menanam tanaman ini. Jika tidak, mereka terpaksa bekerja selama 66 hari di perkebunan pemerintah.
Penerapan kebijakan etis ini melahirkan pemahaman tentang pembangunan berbangsa dan bernegara di benak generasi terpelajar Indonesia. Hal ini mendorong munculnya organisasi-organisasi gerakan yang kooperatif dan radikal.
Salah satu organisasi yang muncul adalah Budi Utomo (BU) yang diprakarsai oleh Dr. J.Vahidin Soedirohoesodo. Ia mendirikan BU untuk membantu mendanai pendidikan generasi muda Indonesia yang cerdas namun memiliki keterbatasan finansial.
Pada tahun 1907 Dr. Wahidin Soedirohoesodo mengunjungi Jawa untuk mengimplementasikan gagasannya. Beruntungnya, mahasiswa STOVIA mendapat respon positif terhadap ide ini.
Mahasiswa STOVIA dan Dr. Vahidin Soedirohoesodo mengadakan pertemuan di sana untuk mendirikan BU. Rapat ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1908. Berdasarkan hasil rapat tersebut didirikanlah Budi Utomo dengan Soetomo sebagai ketuanya.
Karena tidak menempuh jalur radikal dan politis dalam memperjuangkan kepentingan nasional, maka Budi Utomo diperbolehkan hidup bersama pemerintah Belanda.
Sayangnya karena menggunakan cara damai, sebagian anggota PBB memilih keluar dan bergabung dengan organisasi radikal.
Namun besarnya pengaruh Budi Utomo terhadap kemerdekaan dan kebangkitan Indonesia tidak dapat dipungkiri. Dengan bantuan pendidikan, masyarakat Indonesia akan semakin pintar dan bijaksana untuk melepaskan diri dari kekangan penjajahan.
Memperingati Hari Kebangkitan Nasional
Besarnya pengaruh Budi Utomo di Indonesia memaksa pemerintah Indonesia mengakui pengaruh organisasi ini. Peran penting PBB menjadi dasar ditetapkannya Hari Kebangkitan Nasional oleh pemerintah.
Penetapan Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1985 (Kepres) tentang Penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional.
Dalam Perpres tersebut, pemerintah menginginkan Harkit Nasional diperingati pada tanggal 20 Mei untuk menanamkan nilai sejarah perjuangan rakyat di benak masyarakat.
Kita berharap dengan diperingati dan diperingatinya hari ini, jati diri bangsa Indonesia semakin menguat, harga diri, harga diri bangsa, serta semangat persatuan dan kesatuan semakin kuat.
Namun Hari Kebangkitan Nasional bukanlah hari libur nasional.
Demikian penjelasan mengenai kebangkitan nasional. Saya harap ini bermanfaat. (tas/cuci)
Tinggalkan Balasan