Jakarta, jurnalpijar.com —
Banyak orang yang menyimpan daging kurbannya dalam jangka waktu yang lama. Tujuannya agar produk makanan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Pertanyaannya, sampai kapan hukum melindungi daging kurban? Bolehkah menyimpan daging kurban di luar hari Tasyrik?
Daging ada dimana-mana saat Idul Adha, terutama bagi mereka yang berkurban. Kulkas langsung terisi daging merah yang nikmat.
Namun daging kurban biasanya tidak disiapkan dengan cepat. Daging biasanya disimpan di lemari es agar bisa awet dalam jangka waktu lama. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, daging bisa digunakan.
Waktu pengawetan daging biasanya tidak main-main. Banyak orang menyimpan daging selama berminggu-minggu. Yang jelas lebih dari tiga hari setelah Idul Adha atau Tasyrik. Hukum menjaga daging kurban dalam jangka waktu yang lama
Dari sinilah timbul pertanyaan tentang hukum mengawetkan daging kurban dalam jangka waktu yang lama.
Mengutip NU Online, Ustaz Alhafiz Kurniawan menjelaskan, pada awalnya Rasulullah SAW melarang para sahabatnya menyimpan daging kurban lebih dari tiga hari.
Nabi Muhammad SAW meminta para sahabatnya memakan daging kurban secukupnya selama tiga hari. Selain itu, Rasul akan meminta para sahabatnya untuk membagi daging kurban kepada mereka yang tidak mampu.
“Nabi SAW memberikan waktu tiga hari kepada para sahabat yang mempunyai terlalu banyak daging untuk dibagikan kepada yang membutuhkan karena situasi masyarakat yang sulit,” kata Alhafiz.
Namun, seiring dengan membaiknya kondisi pangan di masyarakat, larangan tersebut dicabut. Setelah itu, setiap orang diperbolehkan menyimpan daging kurban bahkan setelah hari Tasyrik.
“Dari sinilah para ulama fiqh memutuskan bahwa mengawetkan atau mengawetkan daging kurban tidak dilarang,” tegasnya.
Berikut ini penjelasan mengenai hukum pengawetan daging kurban dalam jangka panjang. Harapan membantu. (ashar/asar)
Tinggalkan Balasan