Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 27 Jun 2024

Ada Sup Berusia Puluhan Tahun di Jepang dan Thailand, Bagaimana Bisa?


					Ada Sup Berusia Puluhan Tahun di Jepang dan Thailand, Bagaimana Bisa? Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Di dunia kuliner yang penuh dengan inovasi dan perubahan, ada sebuah fenomena yang menyita perhatian banyak orang. Disebut bom abadi atau bom permanen.

Makanan menjadi basi dalam beberapa hari. Namun, sup yang sudah berumur puluhan tahun mungkin masih menyegarkan di Jepang dan Thailand.

Contoh yang terkenal adalah restoran Otafuku di distrik Asakusa Tokyo, Jepang. Restoran ini telah menyajikan kuahnya sejak tahun 1945. Kaldunya yang berumur 79 tahun telah menjadi legenda di Tokyo.

Mengutip The Science Times, restoran tersebut mengeringkan kaldu setiap malam dan memasukkannya kembali ke dalam panci untuk dipanaskan kembali. Setelah itu, bahan segar dan air ditambahkan kembali ke dalam kaldu sesuai kebutuhan.

Kaldu ini disajikan sebagai bagian dari menu oden umum di Jepang. Otafuku melakukan segala upaya untuk melindungi kuahnya.

Fenomena ini tidak hanya menciptakan makanan lezat, tapi juga merupakan bagian dari kekayaan warisan kuliner Jepang.

Sup mie abadi di Thailand

Selain Jepang, Thailand juga punya sup kuah abadinya sendiri. Wattana Banich, sebuah restoran di Bangkok, Thailand, telah membuat kaldu tersebut selama 49 tahun.

Supnya mencakup berbagai daging dan bumbu lezat. Konon sup yang direbus bertahun-tahun itu sangat enak.

Meski sudah dijalankan selama tiga generasi, restoran ini tak sepopuler restoran lain di Bangkok. Namun, pengunjung yang mencicipi kuahnya dibuat kaget dengan rasanya yang tiada tara.

Nattapong, pemilik Bengkel Watana, mengaku masih mencuci mangkuk sup setiap hari. Sebelum mencuci panci, saus dipindahkan ke wadah dan dipanaskan kembali serta ditambahkan bahan-bahan segar.

Mengutip NPR, pemiliknya mengungkapkan bahwa bahan-bahan dalam resepnya antara lain sekitar selusin herba chia, bawang putih, kayu manis, lada hitam, akar ketumbar, dan daging giling.

Banyak yang berpendapat bahwa restoran ini tidak hanya menyajikan makanan tetapi juga merupakan bagian dari kekayaan kuliner Thailand. Apa itu Bom Amar?

Tradisi abadi memasak sup dengan menggunakan daun cemara tidak hanya dikenal saat ini, tetapi sejak Abad Pertengahan.

‘Rebusan abadi’ mengacu pada sup yang tidak lekang oleh waktu, artinya sup tersebut mendidih selamanya.

Tradisi ini dilakukan dengan terus menerus merebus atau memanaskan panci berisi kuah dan menambahkan bahan-bahan baru setiap hari hingga muncul rasa yang unik.

Tradisi ini menimbulkan skeptisisme di beberapa kalangan, khususnya mengenai keamanan mengonsumsi sup.

Namun, sebagian orang berpendapat bahwa sup tersebut masih aman. Selain itu, seringkali wadah tersebut hampir kosong setelah seharian dikonsumsi, sehingga hanya sebagian kecil dari isi aslinya yang tersisa.

Namun, ada beberapa rekomendasi yang dapat diberikan, seperti mendinginkan sup semalaman dan menghilangkan lemak dari bagian atas sup sebelum merebusnya kembali.

Berdasarkan rekomendasi dari Layanan Keamanan dan Inspeksi Pangan Departemen Pertanian AS, sup aman jika disimpan pada suhu 200 derajat Fahrenheit. Suhu ini diperlukan agar sup terus mendidih. (sya/asr)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari-hari Prilly Latuconsina

20 September 2024 - 11:16

Heboh Daftar Makeup Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

20 September 2024 - 10:14

20 Kota Termahal di Dunia 2024, Ada dari Negara Tetangga Indonesia

20 September 2024 - 01:17

Trending di LifeStyle