Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 28 Jun 2024

Viral Gejala Ensefalitis Dikira Gangguan Mental, Ini Kata Dokter


					Viral Gejala Ensefalitis Dikira Gangguan Mental, Ini Kata Dokter Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com.

Belakangan ini, gejala ensefalitis atau radang otak menjadi viral dan dianggap sebagai gangguan jiwa. Gejala ensefalitis apa yang harus Anda waspadai?

Postingan TikTok yang viral itu memuat cerita tentang orang tua yang anaknya menderita ensefalitis, atau radang otak.

Sebelum diagnosis, pasien menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti gangguan mental termasuk kemarahan dan tantrum.

Berdasarkan gejala tersebut, pasien dirujuk ke psikiater. Namun setelah dikonsultasikan tidak ada gangguan kesehatan mental sehingga dirujuk ke dokter saraf. Rupanya pasien tersebut mengalami infeksi otak.

Lalu apakah gejala ensefalitis bisa mirip dengan masalah kesehatan mental?

Ziki Yombana, dokter spesialis saraf RS Brawijaya Saharjo menjelaskan, ensefalitis memiliki dua gejala paling khas, yakni demam dan kejang.

“Tanda khas peradangan itu demam. Karena radang otak, demamnya disertai kejang. Lalu ditambah gejala otak lainnya. Apa saja? Tergantung daerahnya,” kata Ziki saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis. (6) . /20).

Ketika area yang terinfeksi bertanggung jawab atas fungsi motorik tubuh, muncul gangguan pergerakan.

Namun, jika gejala yang muncul berkaitan dengan masalah perilaku, maka area otak yang terkena adalah area otak yang bertanggung jawab atas perilaku.

Ia mengatakan, gangguan jiwa merupakan akibat dari aktivitas otak. Apabila seorang pasien menunjukkan gejala seperti gangguan jiwa, maka tidak dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami gangguan jiwa atau masalah kesehatan jiwa.

“Pastikan dulu organ tubuh termasuk otak aman atau tidak, apakah ada demam atau kejang. Organ aman, tapi ada stressor, depresi. Jika menurut kami hal itu menyebabkan masalah kesehatan mental, hal itu masih mungkin terjadi.” jelasnya. Ensefalitis atau masalah lainnya?

Sulit membedakan apakah seseorang mengidap ensefalitis atau masalah kesehatan mental.

Namun Ziki menawarkan cara sederhana untuk mengidentifikasi penyebab perubahan perilaku yang terkait dengan masalah kesehatan. Orang tua juga sebaiknya menggunakan cara ini jika mereka mencurigai adanya perubahan pada perilaku anaknya.

Ia menjelaskan, jika perubahan perilaku terjadi dengan cepat, dalam hitungan detik, menit, atau hari, maka sebaiknya dicurigai adanya kelainan otak.

“Kalau bicara detik, menit, jam, bisa jadi itu masalah pembuluh darah. Kalau hitungan hari, bisa jadi itu ensefalitis. Lalu kalau hitungan bulan, tahun, bisa jadi itu penyakit degeneratif, tumor.” demensia,” katanya.

Bisa dipastikan jika itu adalah kelainan perilaku, maka masalahnya ada di otak. Namun, Ziki memperhatikan bahwa orang-orang menganggapnya terkait dengan “ilmu gaib”, itulah sebabnya kondisi pasien berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Dapat diblokir

Penyebab penyakit ensefalitis bermacam-macam, mulai dari infeksi bakteri, virus, jamur, TBC, penyakit autoimun dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun kabar baiknya, ensefalitis memang bisa dicegah.

Ziki mengatakan, otak dilindungi oleh “benteng” yang sangat kuat, yakni sawar darah otak (BBB). BBB membantu melindungi otak dari infeksi.

Jika otak terinfeksi atau bermasalah, lanjutnya, berarti daya tahan tubuh sangat lemah. Melemahnya daya tahan mungkin disebabkan oleh kelainan kekebalan tubuh seperti HIV, atau respon imun juga bisa melemah karena penggunaan obat-obatan yang melemahkan fungsi kekebalan tubuh.

Selain itu, infeksi dapat terjadi jika agen penularnya sangat serius dan jumlahnya banyak. Kondisi ini disebut infeksi langsung. Mengapa hal itu terjadi?

Infeksi langsung dapat disebabkan oleh dua alasan:

1. Penyakit gigi dan rongga mulut, masalah pada area ini membuka “pintu” infeksi langsung. Penyakit di daerah telinga, hidung dan tenggorokan, peradangan akut (pengerasan) pada telinga tengah dapat memicu ensefalitis atau meningitis, atau keduanya.

“Kalau ada masalah gigi, sering masalah THT, harus segera diobati. Apalagi kasus khusus ensefalitis bisa dicegah dengan bantuan vaksin,” imbuhnya.

(diam/pohon)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Penumpang Heran Ada Wanita Tidur di Bagasi Kabin Pesawat, Kok Bisa?

20 September 2024 - 21:14

Pemandu Wisata Bentak Turis karena Ogah Belanja di Toko Suvenir

20 September 2024 - 19:14

Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari-hari Prilly Latuconsina

20 September 2024 - 11:16

Trending di LifeStyle