Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 13 Jul 2024

Bahlil: Ekosistem Hulu-Hilir Baterai Mobil Listrik RI Pertama di Dunia


					Bahlil: Ekosistem Hulu-Hilir Baterai Mobil Listrik RI Pertama di Dunia Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan ekosistem baterai dan kendaraan listrik yang dikembangkan di Karawang Jawa Barat merupakan yang pertama di dunia.

Ekosistem ini dikembangkan oleh konsorsium perusahaan Korea Selatan Hyundai Motor Group dan LG Energy Solutions.

LG mengaku menanyakan apakah ada rencana untuk mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik dari atas hingga bawah di dunia.

Pada acara pembukaan di Korea Selatan, “Kami menanyakan apakah ada ekosistem aki mobil yang dibangun di dunia, mulai dari pertambangan hingga mobil, tapi belum ada dan Indonesia yang pertama.” Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik di Indonesia, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7).

Bahlil mengatakan, total investasi proyek tersebut mencapai 9,8 miliar dolar atau Rp 160,6 triliun (kurs Rp 16.393). Namun jika memasukkan investasi Hyundai pada mobil listrik, total investasinya mencapai $12 miliar atau Rp 196,72 triliun.

“Ini merupakan investasi ekologi terbesar di Indonesia, khususnya aki mobil dan mobil,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus mengatakan Indonesia dapat menjadi pelaku rantai pasok kendaraan listrik global dengan membangun ekosistem baterai dan kendaraan listrik.

Jokowi yakin Indonesia bisa bersaing dengan negara mana pun karena punya nikel, bauksit, tembaga, dan smelter.

Lalu kita masuk ke baterai EV, lalu pabrik mobilnya ada di sini, diintegrasikan ke dalam ekosistem mobil listrik. Kalau kondisinya sangat kompetitif, siapa yang bisa menghentikan kita, ujarnya.

Jokowi mengatakan, hal tersebut tidak lepas dari Executive Chairman Hyundai Motor Group Yusan Chung yang berani mengeksekusi proyek besar tersebut di masa pandemi Covid-19.

“Saya yakin kita bisa memenangkan persaingan dengan negara lain karena di sini ada tambang, di sini nikel, di sini bauksit, di sini tembaga. Ada smelternya ke katoda dan prekursornya. Ke baterai EV, lalu ada mobil. pabrik di sini, untuk mobil listrik. Ini terintegrasi ke dalam ekosistem.”

(fby/sfr)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Melihat Besaran Gaji PNS Kementerian Keuangan

19 September 2024 - 19:14

Telin dan Indosat Business Berkolaborasi Lewat Platform NeuTrafiX

19 September 2024 - 09:14

Trending di Ekonomi