Menu

Mode Gelap

Teknologi · 13 Jul 2024

BMKG Ungkap Deret Kota RI yang ‘Terbakar’ 30 Tahun Terakhir


					BMKG Ungkap Deret Kota RI yang ‘Terbakar’ 30 Tahun Terakhir Perbesar

Jakarta, Indonesia —

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan banyak kota besar di Indonesia yang mengalami pemanasan akibat kondisi tanah yang didominasi aspal dan beton.

Hal ini disebabkan oleh fenomena urban heat island (UHI) yang merupakan fenomena alam suhu udara di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan.

Kita perlu bersama-sama melakukan mitigasi UHI ini. Kita memerlukan kesadaran dan tindakan nyata untuk melawan UHI ini, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnavati dalam siaran persnya.

Menurutnya, dalam 30 tahun terakhir, dampak UHI relatif kuat. Selain itu, beberapa kota besar di Indonesia juga masuk dalam 20 persen teratas kota dengan nilai suhu permukaan tanah (LST) tertinggi.

Khususnya Batavia, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Medan, Surabaya, Makassar dan Bandung. Menurutnya, permukaan yang kedap air dan berkurangnya vegetasi meningkatkan paparan UHI.

Menurut NASA, LST menunjukkan seberapa panas “permukaan” bumi saat mencapai lokasi tertentu. Dalam istilah satelit, “permukaan” mengacu pada segala sesuatu yang tampak seperti satelit saat melintasi atmosfer menuju Bumi.

Sistem

Dvikorita menjelaskan, kenaikan suhu akibat fenomena UHI perkotaan bervariasi menurut tutupan lahan.

Menurut dia, fenomena tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain struktur geometris kota yang kompleks, kurangnya vegetasi, dan efek rumah kaca. Selain itu, alih fungsi lahan menjadi kawasan terbangun juga meningkatkan kejadian UHI.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan tahun 2023 sebagai tahun terpanas yang pernah ada. Rata-rata anomali suhu global adalah 1,45 derajat di atas suhu industri.

Angka itu, kata Dwikorita, sudah mendekati batas waktu yang disepakati dalam Perjanjian Paris 2015, dunia harus menjaga pemanasan global di angka 1,5 derajat C.

Pada tahun 2023, akan terjadi rekor suhu global harian baru dan gelombang panas terakhir akan melanda berbagai wilayah di Asia dan Eropa.

“Rekor iklim yang terjadi pada tahun 2023 bukanlah peristiwa yang terjadi secara acak atau tidak disengaja, namun merupakan tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih serius yang semakin memicu perubahan iklim,” tambah Dwikorita.

Pusat Pendidikan Sains Perusahaan Universitas untuk Penelitian Atmosfer (UCAR) SciED menjelaskan perbedaan suhu lokal, biasanya antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Namun indeks panas perkotaan ini tidak berhubungan langsung dengan perubahan iklim. Pemanasan global berarti peningkatan suhu permukaan seluruh bumi.

Para ilmuwan memperhitungkan panas perkotaan saat mengukur suhu bumi sehingga tidak mempengaruhi pengukuran iklim global.

(Tim/arh)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi