Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 27 Jul 2024

Sejarah Tempe, Sajian Pedesaan yang Kini Mendunia


					Sejarah Tempe, Sajian Pedesaan yang Kini Mendunia Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Tahukah Anda bahwa Tempe pernah dipandang sebagai makanan pedesaan di seluruh dunia saat ini? Simak sejarah tempe selengkapnya di Hari Tempe Nasional.

Tempe konon sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Kemunculannya erat kaitannya dengan potensi kedelai di nusantara. Menurut sejarawan kuliner Fadli Rahman, kedelai banyak dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Dahulu kedelai masuk ke Indonesia berkat bangsa Cina. Bahkan pada masa kejayaan nusantara, masyarakat sudah mengetahui tentang kedelai, terbukti dari prasasti Watukura.

Menariknya, meskipun ada pengaruh Tiongkok, kata kedelai tidak berasal dari kata Cina. Kata kedelai berasal dari kata ‘kadlai’, yang berasal dari beberapa kosakata Tamil. .” Fadli sebelumnya menjelaskan dalam bincang virtual bersama MasakTV.

Istilah ‘kadele’ atau kedelai juga terdapat dalam Serat Sri Tanjung sekitar abad ke-12.

Pengolahan kedelai menjadi tempe memerlukan proses yang panjang hingga menjadi makanan yang tahan lama.

Buku Serat Senthini (1814-1823) karya sejarawan dan kuliner Heri Priyatmoko menggambarkan tempe sebagai masakan pedesaan Jawa.

Artinya Tempe adalah makanan masyarakat sebelum Serat Senthini ditulis, kata Heri kepada CNNIndonesia.com, baru-baru ini.

Georgius Everhardus Rumphius, ahli botani Jerman yang bekerja untuk VOC, menjelaskan produk tempe. Ada makanan yang terbuat dari kedelai, Ia mengatakan, hal itu khususnya dilakukan oleh masyarakat Jawa di Jateng.

Ada yang berpendapat kata tempi berasal dari kata ‘tumpi’, kata Fadli. Para sejarawan Perancis menyebutkan bahwa kata tempe berasal dari kata ‘tape’ dan ‘tempaine’ yang berarti murah tapi tidak murahan.

Dahulu, mangkok nasi disiapkan di dekat sumber air. Proses pembuatan tempe membutuhkan banyak air, terutama proses pengupasan kedelai.

Kedelai harus direbus dan dikupas terlebih dahulu sebelum dijadikan bola-bola nasi dan kemudian melalui proses fermentasi. Menurut Harry, Tempe ini merupakan bukti tidak langsung kecerdikan masyarakat masa lalu.

“Itu menunjukkan betapa kreatifnya orang-orang saat itu. Mereka memanfaatkan kedelai di dapur untuk memasak kedelai dan membuat kecap. Ini bukti kecerdikan masyarakat Indonesia di masa lalu,” ujarnya.

Saat ini merupakan sumber protein nabati, murah dan mudah didapat. Meski murah, Tempe bukanlah makanan yang ‘murahan’.

Driando Ahnan-Vinarno, pakar teknologi pangan, menyoroti penelitian tersebut dalam ‘Buku Tempe’. Ia menemukan, bekatul memiliki kandungan nutrisi yang sama atau lebih baik dibandingkan daging sapi.

Perbekalan yang terbuat dari tempe mempunyai kandungan energi yang tinggi; Mengandung serat dan kalsium. Pada saat yang sama, Tempe lebih rendah lemak jenuh dan garam dibandingkan daging sapi.

Bahkan ada yang menyebut tempe sebagai makanan super. Memang, Siapa yang tidak butuh sumber protein berkualitas tinggi dan murah seperti tempe?

“Tidak peduli dari kelas sosial mana pun Anda berasal, semua orang membutuhkannya. Dari sudut pandang ilmu pangan, tempe memiliki semua yang Anda butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Driando. (el/pua)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari-hari Prilly Latuconsina

20 September 2024 - 11:16

Heboh Daftar Makeup Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

20 September 2024 - 10:14

20 Kota Termahal di Dunia 2024, Ada dari Negara Tetangga Indonesia

20 September 2024 - 01:17

Trending di LifeStyle