Menu

Mode Gelap

Teknologi · 10 Agu 2024

Microsoft Buka Suara Soal Windows Defender Saat Ramai Kasus PDNS


					Microsoft Buka Suara Soal Windows Defender Saat Ramai Kasus PDNS Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Sistem keamanan Windows Defender milik Microsoft mendapat sorotan sejak “terlibat” dalam insiden peretasan Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) No 2 Surabaya pada 20 Juni lalu. Lihat tanggapan Microsoft terhadap hal ini.

Menurut audit forensik oleh Jaringan Keamanan Nasional (BSSN), serangan ransomware tersebut diakibatkan oleh upaya peretas untuk menonaktifkan platform keamanan Windows Defender yang dimulai pada 17 Juni. Tiga hari kemudian, pada tanggal 20 Juni, sistem lumpuh total.

Beberapa pengamat juga mengkritik penggunaan Windows Defender, perangkat lunak antivirus gratis yang termasuk dalam lisensi produk Microsoft.

Lantas, apa pendapat Microsoft mengenai keterlibatan Windows Defender dalam insiden peretasan PDNS 2?

“Sebagai bagian dari Microsoft Security Solutions, Windows Defender merupakan solusi keamanan tepercaya yang melindungi jutaan perangkat setiap hari dari berbagai ancaman mutakhir,” kata Microsoft Indonesia dalam keterangan resmi yang dirilis pada Kamis (27/06).

Microsoft Indonesia mengungkapkan bahwa Windows Defender adalah alat canggih yang harus menjadi bagian dari strategi keamanan yang lebih luas untuk melindungi data penting secara efektif.

Microsoft, di sisi lain, mengatakan pihaknya “terus memperbarui dan meningkatkan Windows Defender untuk mengatasi lanskap ancaman dunia maya yang terus berubah dan serangan canggih yang muncul.”

Microsoft mengatakan upayanya untuk melindungi data dari serangan siber tidak hanya mencakup teknologi, tetapi juga kebiasaan pengguna yang menerapkan praktik dasar kebersihan siber.

Misalnya, aktifkan autentikasi multi-faktor (MFA), pastikan sistem selalu mutakhir, lindungi profil, dan terapkan kebijakan zero-trust.

Zero trust berarti mengautentikasi dan melindungi semua titik akses, perangkat, dan data di jaringan. Menurut Microsoft, pendekatan zero-trust dapat membantu mencegah akses yang tidak diinginkan, mendeteksi pelanggaran, dan merespons insiden dengan cepat.

Penggunaan Windows Defender di PDNS 2 juga menjadi perhatian saat rapat dengar pendapat pertama panitia DPR dengan Kominfo dan BSSN pada Kamis (27/6).

Awalnya, DPR Sukamta, anggota panitia pertama, menyinggung soal penggunaan Windows di server pelat merah.

“Windows adalah yang paling rentan,” katanya.

Wayan Sukerta, Direktur Pengiriman dan Operasi Telkomsigma sekaligus Kepala PDNS2, mengatakan tidak semua komputer di server PDNS2 menjalankan Windows.

Menurutnya, penggunaan Windows hanya untuk proses backup sistem dan hanya Windows yang bisa digunakan.

“Platform cloud yang umum digunakan sekarang tidak menggunakan Windows. Pada host yang digunakan, proses ini menjadi sistem cadangan. Kebetulan menggunakan sistem yang menjalankan Windows.” .

“[Windows] hanya cadangan sistem, hanya cadangan pengontrolnya yang menggunakan Windows,” lanjutnya.

“Pada saat yang sama, orang lain tidak benar-benar menggunakan Windows, mereka menggunakan platform cloud,” kata Wayan, tanpa menyebutkan merek tertentu.

(tim/DMI)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi