Menu

Mode Gelap

Teknologi · 25 Agu 2024

BMKG Prediksi La Nina Lemah Muncul di Akhir Agustus


					BMKG Prediksi La Nina Lemah Muncul di Akhir Agustus Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan La Niña, anomali cuaca dengan intensitas lemah, akan muncul pada akhir Agustus dan terutama berdampak pada wilayah timur Indonesia.

Deputi (Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan) melaporkan, pada akhir Agustus ini La Niña akan segera memasuki banyak wilayah di Indonesia yang terkena dampaknya, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di kantornya, Selasa (Jakarta). 20/8).

La Niña merupakan fenomena iklim berupa anomali suhu permukaan laut (SPL) yang berpusat di Samudera Pasifik tropis sebelah barat Ekuador dan Peru. Hal ini menyebabkan curah hujan di atas normal di berbagai wilayah di dunia.

Selain El Niño yang menyebabkan kekeringan global, La Niña juga terkait dengan El Niño-Southern Oscillation (ENSO.

Jika suhu di kawasan Pasifik lebih hangat dari biasanya (lebih dari 0,5 derajat Celcius) maka tergolong El Nino dan jika suhu kurang dari -0,5 derajat maka tergolong La Nina. Suhu 0,5 hingga -0,5 derajat Celcius. Jika di antara itu memasuki keadaan netral. 

Dwikorita mengatakan munculnya La Nina akan meningkatkan curah hujan di wilayah timur dan utara Indonesia.

“Jadi di akhir Agustus, awal September ada beberapa wilayah yang curah hujannya meningkat,” ujarnya.

“La Niña lemah. Data kemarin menunjukkan [peningkatan curah hujan] maksimal hingga 10 persen di beberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah timur laut,” tambah Dwikorita.

Namun mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengungkapkan, dampak La Niña bisa mencapai sebagian wilayah Sumatera.

“Karena La Niña dipengaruhi oleh Samudera Pasifik di bagian timur dan pengaruhnya lebih banyak di bagian timur laut, maka akan berdampak juga di Pulau Sumatera. Namun, sebagian Pulau Sumatera mengalami kekeringan, sedangkan sebagian wilayah mengalami peningkatan curah hujan,” tuturnya. Dijelaskan.

Di tempat yang sama, Parasena menjelaskan efek La Niña berdampak kecil di Indonesia bagian barat karena wilayah tersebut lebih banyak terkena dampak anomali iklim yang berpusat di Samudera Hindia, yakni Indian Ocean Dipole (IOD).

Sebab, Indonesia bagian barat lebih banyak terkena pengaruh dari Samudera Hindia, ujarnya seraya menambahkan posisi IOD saat ini masih netral.

Ia juga menegaskan, wilayah yang saat ini sering mengalami curah hujan, khususnya wilayah Indonesia bagian timur dan utara, bukan karena pengaruh La Nina, melainkan karena faktor musim yang teratur.

“[La Niña] baru akan terjadi, La Niña belum terjadi, sudah semakin dekat,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Atmosfer dan Kelautan AS (NOAA) tanggal 12 Agustus, status Sistem Peringatan ENSO saat ini masih “La Niña Watch”.

Seperti dikutip dari ‘ENSO: Evolusi Terkini, Status Saat Ini dan Prakiraan’ “Kondisi netral ENSO sedang muncul.”

“Netralitas ENSO diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa bulan ke depan, dengan La Niña kemungkinan akan muncul pada bulan September–November (kemungkinan 66 persen) dan bertahan sepanjang musim dingin di belahan bumi utara pada tahun 2024–25 (kemungkinan November–Januari 74 persen).” kata NOAA.

Berikut angka suhu permukaan laut beberapa lokasi pengukuran ENSO:

+ Nino 4: 0,4 derajat C + Nino 3,4: 0,0 derajat C + Nino 3: 0,0 derajat C + Nino 1+2: -0,2 derajat C

Mengenai ramalan NOAA, Angkatan Darat membenarkannya, mengungkapkan bahwa ada peluang besar. 

“Masih sama, tapi ini sangat penting,” tegasnya.

(arh)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi