Menu

Mode Gelap

Teknologi · 27 Agu 2024

Kominfo Sudah Uji Coba Kunci dari Brain Cipher, Berhasil di Spesimen


					Kominfo Sudah Uji Coba Kunci dari Brain Cipher, Berhasil di Spesimen Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengklaim kelompok peretas Brain Cipher telah menguji kunci dekripsi atau membuka kunci data Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

“Tadi malam kami mencoba membuka sampel yang kami miliki,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Cominfo Samuel Abrijani Pangerapan di kantornya, Jakarta, Kamis (4/7).

“Kami uji pada sampel kami, berhasil dibuka,” lanjutnya. “Siapapun bisa mengambilnya, kan?” Itu terbuka, bukan.’

Ia mengaku belum punya informasi lebih lanjut mengenai Pusat Data Nasional Sementara (TNDC).

“Saya tidak punya data lagi. Saya diberitahu bahwa kunci itu bisa digunakan dalam sampel yang diterima,” kata Samuel.

“Nanti ada waktu untuk penjelasan teknisnya,” imbuh All.

Terkait hal tersebut, Samuel mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan General Manager Aptika Kominfo. Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral atas kejadian serangan ransomware PDNS 2 di Surabaya.

“Rasanya belum delapan tahun berlalu sejak aku bertemu teman-temanku, karena segala sesuatu ada waktunya, saatnya berpamitan.” Saya nyatakan saya mengajukan pengunduran diri secara lisan mulai 1 Juli dan kemarin saya juga sudah menyampaikan surat.”

Sistem PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware atau hacking yang mengunci data ke dalam sistem. Sebagian besar data di pusat data yang digunakan oleh 282 instansi pemerintah pusat dan daerah terkunci dan tidak dapat diambil.

Untuk membukanya, Anda perlu membuka kunci enkripsi. Pemerintah mengklaim pelaku meminta uang tebusan sebesar 8 juta dolar atau Rp 131,8 miliar untuk mendapatkan kunci tersebut. Namun Cominfo mengaku tidak akan membayar uang tebusan tersebut.

Lalu tiba-tiba ada klaim dari kelompok tebusan Brain Cipher yang mengaku sebagai hacker. Mereka sepakat akan memberikan kunci dekripsi secara gratis pada Selasa (7/2).

Keesokan harinya, Brain Cipher memposting link download untuk mendekripsi data yang terkena ransomware yang katanya hanya berlaku untuk PDNS 2.

Secara terpisah, pakar keamanan siber Akuncom Alphonse Tanujaya mengimbau pemerintah tidak tergiur dengan usulan Brain Cipher karena berpotensi membawa malware atau perangkat lunak berbahaya.

“Jika Brain Cipher memberinya perangkat lunak juga, dia akan dengan baik hati melakukannya, tapi kami sudah meragukannya. Selasa (2/7).

(rom/lengkungan)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Budi Arie Diskusikan Pengembangan Satelit LEO dengan Sekjen ITU

18 September 2024 - 08:15

Trending di Teknologi