Menu

Mode Gelap

Teknologi

NASA Pamer Foto Penampakan Matahari Saat Puncak Badai Dahsyat

badge-check


					NASA Pamer Foto Penampakan Matahari Saat Puncak Badai Dahsyat Perbesar

Jakarta, CNN Indonesia —

Badai matahari terkuat dalam dua dekade terakhir melanda Bumi pada Jumat (10/5). Peristiwa tersebut menyebabkan pemadaman listrik dan pemandangan langit malam yang spektakuler di banyak wilayah.

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), badai matahari yang disebabkan oleh lontaran massa korona (CME), yang melepaskan plasma dan medan magnet dari Matahari, terjadi setelah pukul 16:00 GMT. (23.00 WIB).

Sementara itu, Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA menyebutkan puncak Badai Matahari terjadi pada Minggu, 12 Mei pukul 12.26 WIB. SDO yang terus mengamati matahari mampu menangkap gambar peristiwa tersebut.

Gambar menunjukkan kilatan cahaya terang di kanan bawah. Gambar ini juga menunjukkan sinar ultraviolet yang ekstrim, memperlihatkan bahan yang sangat panas pada bulu dan memberinya warna merah jambu.

Menurut situs resmi NASA, badai matahari merupakan semburan energi yang sangat dahsyat. Lidah api dan ledakan matahari dapat mempengaruhi komunikasi radio, jaringan listrik, sinyal navigasi, dan menimbulkan risiko bagi pesawat ruang angkasa dan astronot.

Ledakan ini diklasifikasikan sebagai ledakan X1.0. Kelas

Fenomena ini menimbulkan sejumlah dampak, seperti pemadaman listrik di Swedia dan kerusakan infrastruktur kelistrikan di Afrika Selatan, dan diperkirakan akan lebih berdampak pada Bumi dalam beberapa hari mendatang.

Pihak berwenang telah mendesak operator satelit, maskapai penerbangan, dan jaringan listrik untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap potensi gangguan yang disebabkan oleh perubahan medan magnet bumi.

Berbeda dengan jilatan api matahari, yang bergerak dengan kecepatan cahaya dan mencapai Bumi dalam waktu sekitar delapan menit, CME bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat.

Para pejabat saat ini memperkirakan kecepatan rata-rata adalah 800 kilometer (500 mil) per detik.

Mereka berasal dari gugusan bintik matahari raksasa yang berukuran 17 kali ukuran planet kita. Matahari mendekati puncak siklus 11 tahunannya, sehingga menyebabkan peningkatan aktivitas.

Sementara itu, media sosial semakin ramai mengunggah gambar aurora dari Eropa Utara dan Australia.

Iain Mansfield, sebuah lembaga pemikir di Hertford, Inggris, mengatakan kepada AFP: “Kami telah membangunkan anak-anak untuk melihat Cahaya Utara di taman belakang! Hal ini terlihat jelas dengan mata telanjang.”

“Cuaca yang benar-benar alkitabiah di Tasmania pada pukul 4 pagi ini. Saya pergi hari ini dan tahu bahwa saya tidak boleh melewatkannya,” fotografer Sean O’Riordan memberi keterangan pada gambar dengan tanda X.

(tim/dmi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

BAKTI Jelaskan Strategi Lanjutan Optimalkan Pemanfaatan SATRIA-1

2 November 2024 - 18:14

Deret Fitur Keamanan Penumpang Gojek dan Grab, Cek Buat Jaga-jaga

2 November 2024 - 14:15

Trending di Teknologi