Jakarta, jurnalpijar.com —
Di tengah upaya global memerangi perubahan iklim, PT PLN (Persero) dan Pemerintah Republik Indonesia mengajak masyarakat internasional untuk bekerja sama mewujudkan transisi energi berkelanjutan. Hal itu ditegaskan dalam agenda Trihita Karana World Economic Forum yang digelar di Bali pada Minggu (19/5).
Menteri Kelautan dan Investasi Luhut Bansar Panjitan mengatakan Global Mixed Financial Alliance (GBFA) merupakan landasan perubahan dan pengetahuan masa depan untuk menciptakan nilai dan mempercepat investasi di sektor-sektor utama perekonomian, yang salah satunya hanya melalui Skema Kemitraan. adalah. tentang Transfer Energi (JETP).
“Mata dunia tertuju pada Indonesia, sehingga kita harus menjadi contoh transisi energi yang benar-benar berhasil menyeimbangkan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan pengelolaan lingkungan hidup,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/5). berkata dalam . ).
Lebih lanjut ia mengatakan perlunya kerja sama untuk menyelesaikan permasalahan transisi energi global. Ia juga meminta agar inisiatif seperti JETP didukung oleh keselarasan pemangku kepentingan yang kuat, tidak hanya pada aspek teknis tetapi juga hubungan.
“Sehingga kesempatan ini bisa kita manfaatkan untuk belajar bersama menyelesaikan permasalahan kita,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan tantangan terbesar dalam transisi energi saat ini adalah dukungan finansial.
“Untuk mendapatkan dukungan finansial yang memadai, banyak langkah seperti JETP, AZEC, IPEF yang saat ini sedang dilaksanakan, kita memerlukan dukungan finansial tambahan untuk mempercepat pencapaian NZE,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam melaksanakan transfer energi, pemerintah selalu mengutamakan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya akan memastikan program transisi energi bersih memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Penting untuk memperkuat kerja sama antara negara maju dan berkembang untuk saling mengisi kesenjangan agar tidak ada satupun yang tertinggal,” lanjutnya.
Di sisi lain, dalam sesi pendalaman, Direktur Utama PLNG Dharmavan Prasoju menjelaskan pihaknya kini fokus tidak hanya pada penyediaan listrik, tetapi juga lingkungan yang berkelanjutan.
“Melalui transisi energi, kita harus memastikan generasi mendatang memiliki masa depan yang lebih baik dari kita. Oleh karena itu, kita tidak bisa terpecah belah, kita harus bersatu dan bekerja sama. Kerja sama di bidang teknologi, kerja sama di bidang inovasi, serta kerja sama di bidang inovasi. kerja sama di bidang pembiayaan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, PLN sedang mempersiapkan rencana ketenagalistrikan nasional yang lebih ramah lingkungan dari sebelumnya. Melalui peta jalan ini, PLN akan meningkatkan kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi 75% dan gas menjadi 25% pada tahun 2040.
Upaya ini tentunya menjadi peluang bagi berbagai pihak untuk berkolaborasi, salah satunya melalui blind financing, atau wahana pembiayaan yang menggabungkan pembiayaan pemerintah dengan pembiayaan swasta untuk menawarkan biaya modal yang lebih rendah.
“PLN sangat terbuka terhadap pembiayaan melalui skema pembiayaan bersama, mengingat kerja sama keuangan merupakan suatu kebutuhan dalam transisi menuju emisi yang benar-benar net zero. Skema ini perlu terus mendorong agar jenis pembiayaan ini dapat berkembang lebih jauh lagi.” penggerak untuk mempercepat transfer energi,” pungkas terapis. (rap / rap)
Tinggalkan Balasan