Menu

Mode Gelap

Internasional · 22 Jul 2024

Susul Jepang, Thailand Jadi Negara dengan Populasi Lansia Meningkat


					Susul Jepang, Thailand Jadi Negara dengan Populasi Lansia Meningkat Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Thailand merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk lanjut usia yang terus meningkat. Saat ini, lansia di atas 60 tahun merupakan 1/5 dari populasi negara tersebut.

Channel News Asia melaporkan pada hari Sabtu (15 Juni) bahwa pada tahun 2033 atau lebih cepat, jumlah orang berusia 60-an diperkirakan mencapai 28% dari populasi.

Penuaan populasi berkaitan erat dengan rendahnya angka kelahiran. Hal ini terlihat dari fakta bahwa Thailand memiliki 1,08 kelahiran per perempuan pada tahun lalu dan 0,97 kelahiran per perempuan, kedua setelah Singapura di Asia Tenggara.

Berdasarkan survei yang dilakukan Institut Manajemen Pembangunan Nasional Thailand pada September lalu, 44% responden menyatakan tidak tertarik memiliki anak. Alasan utama terjadinya hal ini adalah biaya pengasuhan anak, kekhawatiran mengenai dampak kondisi sosial terhadap anak, dan keengganan untuk membebani pengasuhan anak.

Wakil Perdana Menteri Somsak Thepsutin memperingatkan bahwa jika angka kelahiran tetap rendah, populasi Thailand bisa berkurang setengahnya dari saat ini 66 juta menjadi 33 juta dalam 60 tahun ke depan.

Pada tahun 1970, Thailand mulai menerapkan program keluarga berencana nasional untuk mengurangi pertumbuhan penduduk. Kemudian, pada tahun 1976, program tersebut tidak hanya mencapai tujuannya untuk menurunkan pertumbuhan penduduk menjadi 2,55 persen tetapi juga melampaui target penggunaan kontrasepsi sebesar 26 persen.

Program ini terus berjalan dengan sukses, dengan 3 dari 4 perempuan menikah menggunakan kontrasepsi.

Selain itu, jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi dan angkatan kerja di Thailand lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Indonesia.

“Hal ini membatasi jumlah anak yang cenderung dimiliki perempuan dibandingkan dengan mereka yang menjadi ibu rumah tangga,” kata Kirida Bhaopichitr, direktur penelitian kebijakan ekonomi dan pembangunan internasional di Institut Penelitian Pembangunan Thailand.

Berbeda dengan Jepang dan Korea Selatan, dimana angka kelahiran menurun, angka pernikahan di Thailand tetap stabil selama lebih dari satu dekade, namun pasangan memilih untuk tidak memiliki anak untuk sementara atau permanen.

Dalam kondisi seperti itu, Thailand bisa menjadi negara berkembang pertama yang “menjadi tua sebelum menjadi kaya”.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Thailand mengalokasikan hampir 78 miliar baht untuk tunjangan hari tua pada tahun lalu. Program ini memberikan tunjangan bulanan hingga 1,000 baht kepada pensiunan dan manula yang tidak menerima tunjangan.

Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, inisiatif ini akan semakin membebani anggaran pemerintah. Perubahan demografi akan memerlukan biaya yang signifikan terkait dengan perawatan lansia, seperti perawat, obat-obatan berkualitas, penyedia layanan khusus, dan ahli terapi fisik. (fby/pmg)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Topan Shanshan Mendekat, Ribuan Warga Jepang Diminta Mengungsi

5 November 2024 - 16:15

Gadis 8 Tahun yang Hilang 19 Hari Ditemukan Tewas di Turki

4 November 2024 - 22:14

Zelensky Tiba di Singapura, Bersiap Pidato dalam Forum Keamanan

2 November 2024 - 16:14

Trending di Internasional