Jakarta, jurnalpijar.com —
Sekitar 45% perempuan Indonesia melaporkan bahwa mereka pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan di kantor.
Ini adalah hasil survei yang dilakukan oleh perusahaan Populix “Kesetaraan perempuan di tempat kerja”.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan masih menghadapi diskriminasi gender di tempat kerja. Bias ini tidak hanya berlaku pada perlakuan, tetapi juga pada gaji, kepemimpinan, atau posisi yang lebih tinggi di tempat kerja.
48% perempuan setuju bahwa mereka tidak dibayar sama dengan laki-laki di tempat kerja mereka. Pada saat yang sama, kepemimpinan perusahaan sebagian besar masih dipegang oleh laki-laki.
53% pria masih menjadi pemimpin di perusahaan. Selain itu, hanya 43 persen perempuan yang bisa menjadi pemimpin di tempat kerja mereka.
Meski program kenaikan pangkat dinilai baik, namun prospek perempuan menjadi pemimpin dalam profesi tersebut sangat tinggi.
Mayoritas responden dalam studi tersebut, sekitar 77 persen, percaya bahwa memiliki pemimpin perempuan bermanfaat bagi budaya kerja dan dinamika tim.
Bukan hanya soal gaji dan jabatan yang tidak setara, para perempuan ini tak henti-hentinya saling mengumpat. 48 persen dari seluruh responden mengaku dihina.
Pengalaman diskriminasi ini tidak hanya datang dari rekan-rekan perempuan yang berbeda, demikian temuan studi tersebut. Diskriminasi terhadap perempuan juga banyak terjadi di tempat kerja.
33 persen responden mengaku didiskriminasi terhadap perempuan lain.
Sedangkan untuk jenis diskriminasi, 62 persen mengaku sering diperlakukan dengan ekspresi wajah dan hinaan, sedangkan 54 persen mengaku memiliki sikap buruk di tempat kerja.
“Meski cara menangani penyakit ini berbeda-beda, mayoritas responden mengalami hasil yang sangat negatif,” demikian temuan survei tersebut.
Survei Populix ini dilakukan pada 20-24 Maret 2024. Survei dilakukan secara online terhadap 422 wanita berusia 17 hingga 55 tahun di seluruh Indonesia.
(tst/pua)
Tinggalkan Balasan