Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 12 Agu 2024

BPOM Ungkap Banyak Jajanan Pasar dengan Karsinogen, Bisa Picu Kanker


					BPOM Ungkap Banyak Jajanan Pasar dengan Karsinogen, Bisa Picu Kanker Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan banyak ditemukan makanan ringan di pasaran yang menggunakan bahan berbahaya. Bahan-bahan tersebut berpotensi memicu kanker.

Lucia Rizka Andalusia, Pj Kepala BPOM, mengatakan bahan berbahaya tersebut antara lain formalin, boraks, rhodamin B, dan metanil kuning.

Formalin sering digunakan untuk mengawetkan bahan agar tidak cepat rusak. Namun formaldehida sebenarnya ditemukan dalam makanan.

“Ini yang paling [formalin], nih. Kalau beli bakso, beli mie soto, beli mie goreng, ini mie yang warnanya kuning, tahan seminggu lebih, tidak basi, tidak Bahkan berbulan-bulan, karena mengandung formaldehida,” kata Rizka seperti dilansir detikHealth. .

Lalu ada pewarna rhodamin B dan methanyl yellow. Penggunaan rhodamin B dilarang karena bersifat karsinogenik.

Pewarna ini sering digunakan untuk mewarnai kertas, kain, sabun, kayu, plastik dan kulit.

Rhodamin B dapat diserap tubuh terutama pada saluran pencernaan. Konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan rhodamin B menumpuk di lemak.

Pada pengujian pada tikus, paparan rhodamin B dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati.

“Rhodamine, es bola merah ini mengandung rhodamin B. Ini juga dipromosikan oleh Badan POM,” tambah Rizka.

Selain rhodamin B, pewarna yang berbahaya bagi tubuh adalah methanyl yellow. Metanil yellow sering digunakan pada industri tekstil, cat, kertas dan kulit hewan.

Efek jangka pendek menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, demam dan malaise. Efek jangka panjang bisa memicu kanker kandung kemih.

Sedangkan boraks masih banyak dimanfaatkan terutama untuk pembuatan kerupuk gendarme atau kerupuk nasi.

Rizka mengklaim, rendahnya harga membuat pedagang kecil menggunakan bahan tambahan makanan yang justru berbahaya.

Oleh karena itu, BPOM terus menggalakkan mobile laboratorium untuk pengujian cepat bahan tambahan pangan.

“Jadi dengan mobile laboratorium ini kita bisa melakukan penetrasi pasar terdekat untuk mengurangi fenomena tersebut,” tutupnya. (lainnya/pua)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari-hari Prilly Latuconsina

20 September 2024 - 11:16

Heboh Daftar Makeup Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

20 September 2024 - 10:14

20 Kota Termahal di Dunia 2024, Ada dari Negara Tetangga Indonesia

20 September 2024 - 01:17

Trending di LifeStyle