Menu

Mode Gelap

LifeStyle · 2 Sep 2024

Curhat Ibu soal Cuti buat Suami di UU KIA: 3 Hari Mana Cukup?


					Curhat Ibu soal Cuti buat Suami di UU KIA: 3 Hari Mana Cukup? Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Kebijakan cuti melahirkan selama enam bulan bagi ibu bekerja dalam Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA) jelas tidak akan serta merta membawa angin segar.

Para perempuan tersebut mengaku tidak setuju dengan hak cuti tiga hari yang diberikan suami untuk mendampingi istrinya.

Perempuan 36 tahun bernama Yasmina mengatakan, undang-undang bagi laki-laki untuk menyebutkan nama tiga hari seperti pada pasal 6 ayat 1 dan 2 UU KIA tidaklah cukup. Menurutnya, ibu yang baru melahirkan membutuhkan banyak bantuan, terutama dari suami dalam mengurus anaknya.

Padahal, kata dia, cuti “pasca melahirkan” bagi laki-laki diperlukan agar mereka terbiasa dan belajar merawat satu bayi.

Ayah juga harus mengajarkan cara menangani anak, jangan hanya sekedar memberikan ‘pekerjaan’ pada ibu, sudah waktunya mereka berdua ‘melakukannya’ apapun yang terjadi, tetap ibu, tetap ibu,” kata Yasmina dalam. pidatonya. di CNNIndonesia com, Kamis (6/6).

Pasal 6 ayat 1 UU KIA menyebutkan bahwa suami dan keluarganya berhak mendampingi istrinya yang baru saja atau akan melahirkan.

Saat ini, dalam pasal 2 disebutkan bahwa suami berhak mendapat cuti dua hari dan tiga hari mendampingi istrinya saat melahirkan.

Saat melahirkan beberapa tahun lalu, Yasmina menjalani operasi caesar secara tidak sengaja dalam waktu 24 jam setelah kelahirannya. Apa yang dia lakukan membuatnya sakit dan sedih.

Untungnya, pria itu mendapat masa pensiun dua minggu. Itu sebabnya dia tidak bisa berpikir bahwa menurut hukum laki-laki hanya berhak pergi selama tiga hari.

“Karena ibu baru memang butuh istirahat. Saat itulah peran laki-laki menjadi [penting].”

Senada, Dian (33) mengatakan, libur tiga hari bagi pria yang istrinya sudah melahirkan terlalu sedikit. Mereka percaya bahwa satu bulan sudah cukup untuk memberikan kesempatan bagi seorang pria untuk bersama istrinya setelah melahirkan.

“Tapi pihak perusahaan tidak terlalu menginginkan itu kan? Bukan tiga hari, dua minggu lebih awal,” kata Dian.

Mendukung kesehatan mental wanita

Tidak ada alasan mengapa wanita membutuhkan lebih banyak waktu bersama suaminya saat melahirkan.

Menurut Dian, suami juga harus mendukung istri dalam banyak hal, termasuk memberikan dukungan yang bermanfaat bagi kesehatan dan kesehatan mental ibu baru.

Ia berkata: “Keterlibatan ayah juga membantu ibu menjadi sehat.

Hal ini juga diamini oleh Balqis (33) yang menilai dua minggu sudah cukup bagi sepasang suami istri untuk terbiasa dengan peran barunya sebagai orang tua.

Daripada memperpanjang cuti hamil hingga enam bulan, lebih penting memberikan waktu lebih dari tiga hari kepada laki-laki untuk mendampingi istrinya yang baru saja melahirkan.

Balqis mengatakan, jika cuti melahirkan diperpanjang, maka satu bulan saja sudah cukup. Oleh karena itu, perempuan berhak cuti selama empat bulan. Pasalnya, menurutnya, kesehatan mental perempuan pekerja harus diperhatikan jika berlama-lama di rumah.

“Setelah enam bulan, mood ibu baru berubah. Perempuan juga butuh udara segar,” kata Balqis.

Dua minggu dianggap cukup bagi seorang pria untuk bersama istrinya setelah melahirkan. Sebab, kata dia, dua minggu pertama ibarat “masa transisi” bagi perempuan setelah melahirkan.

Selama ini, selain kelelahan fisik akibat mengasuh dan menyusui anak, ibu juga bisa mengalami gangguan mental seperti depresi.

Belum lagi ibu dan anak masih harus ke rumah sakit untuk memeriksakan diri ke dokter.

Pendidikan ayah

Capek mengurus bayi baru lahir dan sulitnya masa melahirkan adalah kisah banyak ibu di luar sana.

Oleh karena itu, selain mengambil cuti lebih dari tiga hari, Balqis berharap pemerintah dan lembaga terkait membekali laki-laki dengan keterampilan yang diperlukan untuk merawat anak-anak yang “baru lahir”.

“Menurut saya, yang ingin menjadi ayah diberikan pendidikan. Agar ayah mengetahui kebutuhan istri barunya,” kata Balqis.

Karena itu perjalanan yang panjang bagi bapak-bapak, kalau tidak membantu sama saja,” imbuhnya.

Bagaimana perasaan Yasmina setelah melahirkan: kewalahan dan kelelahan.

“Sendirian, cuci popok, payudara bengkak, anak bangun setiap 15 menit. Bagaikan zombie, antara ada dan tidak ada,” kenangnya.

(ini/ini)

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Apa Saja yang Disunahkan di Tahun Baru Islam?

6 November 2024 - 01:15

Silent Walking, Jalan Kaki yang Diklaim Bagus buat Kesehatan Mental

5 November 2024 - 18:15

Viral Obat Batuk Herbal China Jadi Barang Bawaan Wajib Zayn Malik

5 November 2024 - 15:16

Trending di LifeStyle