Menu

Mode Gelap

Teknologi · 6 Sep 2024

Mengenal ASMR yang Sensasinya Cuma Bisa Dirasakan Orang ‘Terpilih’


					Mengenal ASMR yang Sensasinya Cuma Bisa Dirasakan Orang ‘Terpilih’ Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Autonomous Sensory Meridian Response, atau yang biasa dikenal ASMR, sedang menjadi fenomena populer di media sosial. Tak sedikit video bertagar “ASMR” yang bocor di berbagai situs media sosial.

Namun, apa sebenarnya ASMR itu? Mengapa orang hanya “memilih”?

ASMR pertama kali dikembangkan pada tahun 2010 oleh Jennifer Allen. Kemudian dia memulai forum ASMR online.

Istilah ASMR mengacu pada sensasi spontan atau otomatis yang dipicu dan diperkuat oleh beberapa stimulus.

Julia Poerio, psikolog di University of Sussex di Inggris, mengatakan, maknanya berbeda-beda bagi setiap orang yang mendengarnya. Namun, sebagian besar peneliti dan pendengar sepakat bahwa ASMR memiliki dua komponen utama: sensasi kesemutan atau “meleleh” yang dimulai di kepala dan menyebar ke tulang belakang, serta perasaan senang dan rileks.

“Rasanya rambutmu seperti dibelai,” kata Poerio seperti dikutip LiveScience. Selain itu, Pero mengatakan sensasi ASMR agak mirip dengan sensasi getaran yang dialami sebagian orang saat mendengarkan musik.

Meski sensasi yang ditimbulkan oleh musik membuat jantung seseorang berdetak lebih cepat dan bulu kuduknya berdiri, ASMR cenderung memperlambat detak jantung dan pernapasan seseorang.

Orang-orang mengalami ASMR sebagai reaksi terhadap rangsangan, dan bentuknya bisa bermacam-macam. “ASMRist” yang berbicara dengan jari ke mikrofon sangat populer di YouTube.

Namun, selain rangsangan pendengaran, sensasi sentuhan, seperti seseorang menyisir rambut dengan lembut, juga bisa memicu ASMR, menurut Poerio.

Craig Richard, psikolog di Universitas Shenandoah di Virginia dan pendiri situs informasi ASMR University, mengatakan video bertutur kata lembut atau sentuhan menenangkan saja tidak cukup untuk memicu ASMR. Orang sering kali perlu merasa tenang dan aman di lingkungannya agar perasaan ini bisa muncul.

“Jika Anda menonton hampir semua video ASMR populer, Anda akan melihat seseorang berpura-pura sangat mengenal Anda,” kata Richard.

“Ini seperti menipu otak Anda untuk berpikir bahwa seseorang yang Anda kenal dan merasa nyaman memberikan Anda perhatian pribadi,” tambahnya.

Richard mengatakan, di balik fenomena ini mungkin terdapat kombinasi neurotransmiter dan pesan kimiawi dalam sistem saraf. Meski peneliti masih berupaya memastikan mekanisme pasti ASMR.

Dalam sebuah studi tahun 2018, para ilmuwan menemukan bahwa area otak tertentu menjadi lebih aktif ketika orang mengalami ASMR. Mereka mendemonstrasikannya menggunakan gambar MRI fungsional, yang secara tidak langsung mengukur aktivitas otak dengan melihat aliran darah di organ tersebut.

Saat orang merasa rileks atau emosional saat menonton video ASMR, bagian otak yang disebut medial prefrontal cortex (mPFC) akan menyala. MPFC terlibat dalam berbagai fungsi, termasuk mengatur dan mengarahkan perilaku sosial (misalnya, perawatan).

Hal ini mungkin menjelaskan mengapa sentuhan ringan dan interaksi penuh perhatian merupakan pemicu ASMR yang umum. Oksitosin, neurotransmitter dan hormon yang terkait dengan relaksasi dan hubungan sosial, berikatan dengan reseptor di mPFC dan oleh karena itu mungkin terlibat dalam relaksasi yang diberikan oleh ASMR.

Saat peserta penelitian mengalami kabut otak, bagian otak lain yang disebut nukleus accumbens juga ikut menyala. Area otak ini mendukung perilaku yang termotivasi secara otomatis yang didorong oleh penghargaan dan kepuasan, dan diaktifkan ketika orang dimotivasi oleh musik.

Tidak semua orang mengalami ASMR, dan para ilmuwan masih mencoba memahami alasannya.

“Mengingat bagaimana otak Anda terbentuk dan pengalaman perkembangan awal Anda, mungkin ada dasar saraf untuk hal ini,” kata Poerio. Beberapa penelitian menemukan bahwa orang dengan ciri-ciri kepribadian seperti neurotisisme atau keterbukaan terhadap pengalaman baru lebih cenderung memiliki orang yang tidak memilikinya karakteristik tersebut lebih besar kemungkinannya untuk mengalami ASMR.

Namun, bagi sebagian orang, mereka mungkin tidak mendapatkan efek ASMR yang tepat.

“Beberapa orang akan mengatakan bahwa mereka memerlukan 100 video ASMR untuk menemukan pemicu yang berhasil bagi mereka,” kata Richard.​

(grup/dmi)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi