Jakarta, jurnalpijar.com —
Sebelum menyelesaikan sekolah di Indonesia, siswa sering mengikuti study tour. Dikenal juga sebagai karyawisata atau karyawisata, biasanya diselenggarakan oleh lembaga pendidikan.
Proyek ini seharusnya lebih dari sekedar perjalanan yang menyenangkan bagi siswa, tetapi juga menawarkan berbagai kursus.
Lalu apa sebenarnya tujuan study tour? Mengapa biasanya diadakan sebelum siswa selesai sekolah?
Merujuk pada pedoman study tour yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi, kegiatan ekskursi merupakan suatu proses pembelajaran yang berlangsung di luar sekolah dan dikelola oleh komite sekolah.
Papan sekolah; kepala sekolah Perencanaan kunjungan lapangan juga harus dibahas dalam pertemuan yang melibatkan serikat guru dan orang tua/wali siswa.
Tujuan dari study tour adalah untuk meningkatkan pemikiran siswa tentang pendidikan. Proyek ini juga bertujuan untuk membuat siswa aktif dan menilai apa yang telah mereka pelajari dengan cara yang otentik. Selain itu, mahasiswa diajarkan untuk menulis karya ilmiah yang dapat dijadikan referensi akademik.
Melalui studi wisata, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilannya dalam berpartisipasi dalam pengembangan budaya dengan meneliti tren terkini pariwisata di dunia yang dikunjunginya.
Sesuai dengan pedoman ini, Dilarang memaksa siswa untuk mengikuti studi banding.
Di samping itu, Analis pendidikan Ubaid Matraji mengatakan, ketika merencanakan studi banding, lembaga pendidikan harus melakukan refleksi diri dan fokus pada pengembangan minat dan keterampilan siswa.
Demikian Ubaid berkata: Study tour dapat memberikan banyak manfaat dengan biaya yang sudah dikeluarkan oleh siswa, ujarnya. Selain itu, Study tour seringkali dijadikan sebagai acara perpisahan mahasiswa setelah lulus.
Mahasiswa memerlukan kegiatan perjalanan edukasi yang Antara dapat menunjang pendidikan tinggi. Ubaid mengatakan, kegiatan pariwisata harus direncanakan dari semua sisi, terutama demi keselamatan dan keamanan mahasiswa. (saya/wiw)
Tinggalkan Balasan