Menu

Mode Gelap

Teknologi · 9 Okt 2024

BMKG Klarifikasi Soal Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu


					BMKG Klarifikasi Soal Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Saat menjelaskan bahaya gempa bumi di zona megathrust, Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geosains (BMKG) menyatakan gempa tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Munculnya pembicaraan tentang kemungkinan gempa bumi di zona megathrust saat ini bukanlah peringatan dini akan terjadinya gempa bumi besar. Dalam waktu dekat, hal ini tidak akan terjadi,” kata pemimpin kelompok tersebut. Pusat Gempa dan Tsunami BMKG di Daryono, X, Kamis (15/8) dalam unggahannya.

Zona megathrust terdapat pada zona keretakan antar lempeng tektonik bumi, yaitu daerah dimana salah satu lempeng bergerak di bawah lempeng lainnya, biasanya di laut. Bahaya gempa bumi besar dan tsunami.

Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/8), Dariono juga menyampaikan kemungkinan terjadinya megathrust di Indonesia sembari menilai kekuatan gempa berkekuatan 7,1 di Jepang di megathrust Nankai.

Ia mengidentifikasi dua wilayah besar yang sudah lama tidak mengalami gempa dan memiliki celah seismik, yaitu megathrust Selat Sunda (M 8.7) dan megathrust Mentwai-Suberut (M8.9).

Gempa bumi di dua bagian megathrust ini bisa dikatakan ‘sementara’ karena sudah ratusan tahun kedua wilayah ini tidak mengalami gempa besar,” kata Dariono.

Setelah siaran pers tersebut, muncul lebih banyak berita tentang ancaman megathrust.

“’Hanya menunggu waktu’ bukan berarti akan terjadi dalam waktu dekat,” lanjut Dariono menjelaskan penyerangan tersebut dalam postingan di X.

Ia mengatakan alasannya karena belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa. Mereka baru mengetahui dua kawasan megathrust di atas yang belum mengeluarkan gempa. 

“Karena kejadian gempa tidak bisa diprediksi, kita tidak tahu kapan terjadi, kita bilang ‘tunggu waktu’ karena sebagian sumber gempa terdekat sudah keluar (hanya bagian yang belum terungkap,” jelas Dariono. .

Dalam pengumuman sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa “misi untuk mengurangi risiko gempa bumi dan tsunami bisa berhasil.”

Ia mengatakan, “Jika kita bisa mengurangi risiko kecelakaan semaksimal mungkin, kita bisa melakukannya tanpa korban,” ujarnya.

(Tim/ARH)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi