BONTANG – Kolaborasi Puskesmas Bontang Utara 1 (BU1) dengan PT Kaltim Nitrate Indonesia (PT KNI) melalui program Anting Berlian (Aksi Nyata Atasi Stunting – Bersama Lindungi Anak) mencatat keberhasilan signifikan. Dari 25 balita yang mengikuti program selama tiga bulan, sebanyak 16 balita dinyatakan lulus stunting dan mengalami perbaikan gizi yang baik.
Program yang berlangsung dari Agustus hingga November 2025 ini merupakan upaya mendukung program zero stunting melalui penguatan strategi multisektor dengan intervensi spesifik (langsung) dan sensitif (tidak langsung).

Ana Purnama, Ahli Gizi Puskesmas BU1, menyampaikan bahwa program Anting Berlian memberikan hasil yang sangat baik bagi tumbuh kembang balita. “Ini pertama kali dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di Bontang, ternyata sangat baik bagi tumbuh kembang balitanya. Semua berawal dari referensi yang kami cari di berbagai jurnal dan artikel, dengan intervensi dan kegiatan pemantauan, akhirnya 16 dinyatakan lulus stunting dari total 25 balita,” ungkap Ana, Jumat (5/12/2025).

Ana menjelaskan bahwa penanganan yang diberikan berupa Pemberian Keperluan Medis Khusus (PKMK) yang mencakup intervensi gizi spesifik seperti pemberian Susu Optigrow, suplementasi vitamin D3, dan mineral (zinc).
“Selain PKMK, kegiatan berupa pemantauan pertumbuhan balita, serta kelas edukasi gizi dan pola asuh bagi orang tua yang dilakukan di lapangan dengan melibatkan kader-kader posyandu sebagai pemantau. Kegiatan ini juga terus kami laporkan secara berkala kepada PT KNI sebagai sponsor utama, jadi kami ada datanya dan dapat diakses di web Puskesmas BU1,” jelasnya.
Kepala Puskesmas BU1, Dr. I Wayan Santika, menekankan pentingnya pelibatan kader dalam pemantauan untuk meminimalkan faktor pengganggu agar kepatuhan pemberian PKMK selama tiga bulan kepada balita berjalan maksimal.
“Ini kita berusaha minimalisir, itu yang kita lakukan selama 3 bulan terakhir kemarin. Berakhir itu, pas operasi timbangan kemarin dan hasilnya sekarang dari 25 anak yang kita intervensi 100% mengalami perbaikan gizi secara baik seperti tinggi dan berat badan si balita. Nah, akhirnya dari 100% ini ada 16 anak yang memang benar-benar bebas stunting,” katanya.

Dr. Wayan berharap dengan berakhirnya program Anting Berlian, orang tua balita dapat terus menjaga pola asuh yang baik kepada balitanya sesuai dengan yang telah diajarkan tim Puskesmas BU1.
“Saat ini kegiatan edukasi tetap akan berlanjut. Sebenarnya program ini sebagai pemicu ya, jadi penguji bagaimana keluarga juga nanti bisa aktif juga ya, melanjutkan program yang sudah kelihatan baik ini. Bukan berarti kita tergantung sama CSR terus,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa setelah mengikuti program ini, orang tua lebih memahami cara pemberian makanan yang baik pada balitanya karena telah dibekali pengetahuan melalui program ini. “Jadi, harapan ke depannya kami seperti itu,” harapnya. (ADV)









