Menu

Mode Gelap

Teknologi · 23 Jun 2024

Wamenkominfo Buka Suara Soal Harga Starlink Diduga Rusak Pasar RI


					Wamenkominfo Buka Suara Soal Harga Starlink Diduga Rusak Pasar RI Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Vamenkominfo) Neser Patria buka suara soal mahalnya Starlink yang diduga akan mengganggu pasar layanan Internet dalam negeri.

Nesar sepakat telah meninggalkan mekanisme pasar dan tidak akan melakukan intervensi. Menurutnya, internet yang lebih baik dan lebih cepat akan memiliki harga yang lebih tinggi.

Namun jika jumlah pengguna bertambah maka harganya akan semakin rendah, namun tentunya kecepatannya akan semakin lambat. Nesar mengatakan, pihaknya hanya menegaskan tidak akan ada penurunan harga dari pihak penyedia jasa.

“Yang kita hindari bukan bentuk dumping, dia jual murah di tempat kita padahal tidak ada harga dasar,” Nesar dari Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Jumat (31/5). ).

Ia juga menyinggung pengelolaan wilayah layanan Starlink dan akan memimpin layanan internet satelit beroperasi di wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).

Menurut dia, saat ini beberapa pihak terkait masih dalam proses negosiasi. Namun, dia menegaskan, pemerintah berupaya mengarahkan Starlink agar bisa menjangkau wilayah 3T.

Ia mengatakan, “Saat ini, kami melihat hal tersebut mulai berjalan dan kami terus memantau secara dekat bagaimana kami dapat secara efektif membantu menghubungkan 3T di wilayah ini.

Nesar mengatakan layanan internet satelit dapat digunakan oleh semua orang di berbagai wilayah tanah air, aplikasinya sangat mudah dan dapat dibeli langsung di website Starlink. Namun Nesar mengatakan, pihaknya akan menguji coba Starlink pertama yang melayani wilayah 3T.

Oleh karena itu, kata dia, tidak ada batasan wilayah operasi Starlink di Indonesia.

Di sisi lain, Nesar menegaskan semua layanan Internet, termasuk Starlink, memiliki kelemahan. Dalam beberapa kasus, layanan Internet milik pengusaha Elon Musk dapat diwujudkan dengan menggunakan teknologi jaringan fiber dan telepon seluler.

“Starlink masih ada kelemahannya, bukan seperti obat mujarab yang bisa menyelesaikan semua masalah komunikasi ya? Ada penundaan, bisa terhalang bangunan, kendala geografis, dan sebagainya,” ujarnya.

Layanan internet Elon Musk telah mengalami gangguan menyusul tuduhan predatory pricing.

Kecurigaan bermula setelah Starlink menurunkan harga perangkat kerasnya dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,6 juta sebagai promosi bagi pelanggan baru. Promosi ini berakhir pada 10 Juni.

Namun melalui kuasa hukumnya, Starlink Indonesia membantah adanya praktik predatory pricing. Perusahaan berasumsi penurunan harga hardware dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,6 juta hanya bersifat sementara.

“Sama sekali tidak ada predatory pricing. Promosi yang dilakukan Starlink diizinkan oleh hukum,” kata senior associate Somaipradja & Tahar, Krishna Vesa, seperti dikutip Detik.

Starlink sebelumnya menjual hardware dengan harga Rp 7.800.000, namun mereka menurunkan harganya menjadi Rp 4.680.000 untuk pelanggan awal. Sedangkan biaya berlangganan bulanan Starlink adalah Rp 750.000 per bulan.

Kemudian Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) menyoroti biaya layanan dan peralatan Starlink lebih murah dibandingkan pemain satelit lainnya. Sekretaris Jenderal ASSI Sijith Jatipuro menilai Starlink menawarkan harga yang tidak masuk akal.

“Harga Starlink lebih murah dibandingkan pemain lokal. Misalnya harga VSAT Unlimited lokal paling murah Rp 3,5 juta, sedangkan harga Starlink Rp 750.000, bisa diperkirakan harganya akan berbeda,” kata Sigit.

Setelah itu perangkat lokal termurah dibanderol Rp9,1 juta, sedangkan harga promosi Starlink Rp4,6 juta, lanjutnya.

(lom/dmi)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi