Menu

Mode Gelap

Internasional · 15 Jul 2024

Lahan Basah Tropis Terbesar Dunia di Brasil Terbakar


					Lahan Basah Tropis Terbesar Dunia di Brasil Terbakar Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com –

Lahan basah terbesar di dunia, Pantanal di Brazil, sedang terbakar.

Pemandangan perairan dari udara menunjukkan asap dan warna oranye terang dari nyala api. Berdasarkan gambar Reuters, kebakaran tersebut menyebabkan banyak hewan liar mati. Tulang-tulang binatang liar seperti buaya, monyet, dan ular dapat dilihat dalam lukisan tersebut.

Menurut CNN, Institut Penelitian Luar Angkasa Nasional (INPE) Brasil mengamati 733 situs di bioma Pantanal selama bulan Juni. Sedangkan rekor titik api bulan Juni di Pantanal sebelumnya adalah 435 titik api pada tahun 2005.

Institut Meteorologi Nasional Brasil (INMET) mengatakan wilayah Mato Grosso do Sul, yang mencakup 60 persen wilayah Pantanal Brasil, berisiko terkena cuaca panas yang diperkirakan mencapai 5 derajat Celcius. derajat di atas rata-rata. tiga sampai lima hari ke depan.

Dana Margasatwa Dunia (WWF) Brazil telah memperingatkan bahwa tahun 2024 bisa menjadi tahun terburuk bagi Pantanal saat musim hujan dimulai.

Selain itu, menurut INPE, angka kebakaran pada tahun ini meningkat 898 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Untuk menghindari bencana, penting untuk bertindak cepat dengan memperkuat petugas pemadam kebakaran dan dukungan masyarakat,” kata peneliti konservasi WWF Brazil Cynthia Santos dalam keterangan resmi.

Mengapa banyak terjadi kebakaran di lahan basah Pantanal?

Habitat Pantanal bergantung pada apa yang oleh para ilmuwan disebut ‘banjir’.

Tiga perempat dataran terendam selama musim hujan antara bulan November dan Maret, dan sebagian besar air hilang selama bulan kemarau antara bulan April dan September.

Banjir musiman menjadikan Pantanal bioma unik di mana wilayah yang luas berubah dari daratan menjadi perairan atau sebaliknya.

Lahan basah seperti Pantanal adalah penyerap karbon paling efisien di dunia. suatu ekosistem menyerap dan menyimpan lebih banyak karbon daripada yang dihasilkannya, sehingga menghilangkannya dari atmosfer.

Dengan luas sekitar 200.000 kilometer persegi, Pantanal mencakup sekitar 3 persen permukaan bumi dan memainkan peran penting dalam siklus karbon.

Ketika ekosistem kaya karbon ini terbakar, sejumlah besar gas yang memerangkap panas dilepaskan ke atmosfer sehingga menyebabkan efek rumah kaca.

Menurut World Wide Fund for Nature (juga dikenal sebagai World Wildlife Fund di AS dan Kanada), Pantanal memiliki satwa liar terbanyak di Amerika Selatan, lebih tinggi dibandingkan tetangga utaranya yang terkenal, Amazon.

Kawasan ini adalah rumah bagi ribuan spesies yang terancam atau punah, termasuk jaguar, caper, caiman hitam, berang-berang raksasa, dan macaw eceng gondok. Ini juga merupakan tempat persinggahan penting bagi sekitar 180 spesies burung yang bermigrasi.

Menurut organisasi non-pemerintah (LSM) lingkungan hidup ECOA, negara ini menghadapi “skenario krisis hidrologi” akibat kekeringan. Kekurangan air akan dimulai pada tahun 2023 dan diperburuk oleh El Nino yang sedang berlangsung.

Kebakaran hutan terkadang terjadi di Pantanal, sehingga beberapa tanaman di wilayah tersebut berevolusi untuk melindungi diri dari kebakaran, misalnya dengan menumbuhkan kulit kayu yang tebal atau menutupi bijinya dengan sekam kering.

Pada tahun 2020, kebakaran menghancurkan habitat dan menghancurkan penghidupan banyak komunitas Pantanal.

(del/agt)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bom-bom Israel ke Gaza Mengalahkan Kebrutalan Perang Dunia 2

20 September 2024 - 08:14

Tabrakan Kereta di Ceko Tewaskan 4 Orang

20 September 2024 - 07:15

81 Warga Nigeria Tewas dalam Serangan Teroris Boko Haram

20 September 2024 - 05:15

Trending di Internasional