Jakarta, jurnalpijar.com.
Hasil penyelidikan penyelidik militer Iran tidak menemukan bukti adanya aktivitas kriminal dalam kecelakaan helikopter yang menewaskan mendiang Presiden Ebrahim Raisi dan delapan orang lainnya.
Staf Umum TNI melaporkan helikopter tersebut terbakar setelah menghantam bukit.
Militer juga tidak menemukan tanda-tanda “lubang peluru” di puing-puing helikopter, lapor media pemerintah Iran, IRNA.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa helikopter Raisi mengikuti rute yang telah direncanakan dan tidak meninggalkan jalur penerbangan yang dimaksudkan sebelum kecelakaan terjadi.
“Selama komunikasi antara menara kendali dan awak pesawat, tidak ada konten mencurigakan yang teramati,” kata militer Iran seperti dikutip al-Jazeera pada Jumat (24/05).
Komunikasi terakhir antara pesawat kepresidenan dengan dua helikopter pengiringnya terekam kurang lebih satu setengah menit sebelum pesawat jatuh.
Pasca jatuhnya helikopter dengan Raisi, banyak pihak yang mencurigai adanya sabotase atau penyerangan terhadap angkutan tersebut.
Kecurigaan ini muncul bukan tanpa alasan. Sebelum jatuhnya helikopter, Iran melancarkan serangan langsung ke Israel pada pertengahan April.
Iran juga merupakan salah satu negara yang menentang keras agresi Israel di Jalur Gaza di Palestina.
Helikopter yang membawa Raisi dan rombongan jatuh pada Minggu (19 Mei) di provinsi Azerbaijan Timur.
Total penumpang helikopter berjumlah sembilan orang. Mereka adalah Menteri Luar Negeri Hossein Abdollahian, gubernur Azerbaijan Timur, kepala dinas keamanan, imam masjid Tabriz, dan awak pesawat.
Sehari setelah kecelakaan itu, pihak berwenang Iran berhasil menemukan puing-puing helikopter tersebut.
Setelah kematian Raisi dipastikan, Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber diangkat sebagai presiden sementara dan Wakil Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani sebagai menteri luar negeri sementara. (isa/pta)
Tinggalkan Balasan