Menu

Mode Gelap

Internasional · 30 Jul 2024

Korut Serang Korsel dengan Ratusan Balon Isi Tinja dan Sampah


					Korut Serang Korsel dengan Ratusan Balon Isi Tinja dan Sampah Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Korea Utara menyerang Korea Selatan dengan mengirimkan lebih dari 200 balon berisi kotoran dan sampah ke perbatasan.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap memberitakan, ratusan balon pembawa sampah telah melintasi perbatasan kedua negara dan mendarat di berbagai wilayah Korea Selatan sejak Selasa (28/5) malam.

Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, balon-balon tersebut juga mencapai provinsi tenggara Gyeongsang Selatan.

Seorang pejabat JCS mengatakan balon-balon tersebut berisi berbagai jenis sampah mulai dari botol plastik, baterai, bagian sepatu hingga kotoran hewan.

“Tindakan Korea Utara jelas melanggar hukum internasional dan secara serius mengancam keamanan rakyat kami,” demikian pernyataan JCS seperti dikutip Korea Times.

“[Kami] sangat memperingatkan Korea Utara untuk segera menghentikan tindakannya yang tidak manusiawi dan vulgar,” lanjut JCS.

Militer Korea Selatan saat ini sedang mengumpulkan barang-barang dari balon tersebut untuk dianalisis.

Ini merupakan serangan balon terbesar yang pernah dilakukan Korea Utara terhadap Korea Selatan dibandingkan tahun 2016 dan 2018. Menurut JCS, jumlah serangan balon jenis ini akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Korea Utara mengumumkan rencana pengiriman balon-balon tersebut mulai Minggu (26/5).

Pyongyang menyatakan akan menebarkan “tumpukan kertas bekas dan tanah” di kawasan perbatasan sebagai respons terhadap selebaran anti-Korea yang dikirimkan sejumlah aktivis dari Seoul ke Korea Utara beberapa waktu lalu.

Selama bertahun-tahun, para pembelot Korea Utara yang kini tinggal di Korea Selatan dan para aktivis telah mengirimkan selebaran ke Korea Utara melalui balon untuk mendorong warga Korea Utara bangkit melawan rezim di Pyongyang.

Sejak awal, Korea Utara tidak menerima kampanye tersebut. Pyongyang khawatir informasi luar seperti ini bisa menjadi ancaman bagi pemimpin tertinggi Kim Jong Un.

Korea Utara telah berulang kali menyerukan diakhirinya kampanye selebaran tersebut.

Persoalan ini telah lama menjadi sumber ketegangan kedua negara. Secara teknis, Korea Utara dan Selatan masih berperang karena Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (blq / baca)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Topan Shanshan Mendekat, Ribuan Warga Jepang Diminta Mengungsi

5 November 2024 - 16:15

Gadis 8 Tahun yang Hilang 19 Hari Ditemukan Tewas di Turki

4 November 2024 - 22:14

Zelensky Tiba di Singapura, Bersiap Pidato dalam Forum Keamanan

2 November 2024 - 16:14

Trending di Internasional