Jakarta, jurnalpijar.com —
Pada hari Kamis (20 Juni), titik balik matahari akan terjadi, menandai awal musim panas di belahan bumi utara.
Menurut Organisasi Penelitian Dirgantara Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA BRIN), hari lahir sendiri merupakan fenomena saat Matahari melintasi Kutub Utara atau Selatan.
Saat titik balik matahari terjadi, Matahari sudah mencapai titik terjauh di utara ekuator langit. Faktanya, garis khayal atau khayal bola bumi terletak pada titik-titik yang setara dengan sumbu bumi, yakni 23,44 Lintang Utara dan 23,44 Lintang Selatan.
Kemudian Matahari akan mencapai titik tertinggi di langit sepanjang tahun ini, yaitu 71 derajat di atas ufuk selatan.
Karena Matahari akan tampak mengikuti busur tinggi di langit, siang hari akan menjadi yang paling intens, berlangsung hingga 15 jam 17 menit.
Fenomena ini menandai pergantian musim di negara-negara subtropis dan lintang tinggi yang rutin terjadi dua kali dalam setahun, yakni setiap bulan Juni dan Desember.
Tak hanya itu, menurut Live Science, berikut fakta-fakta dampak kehadiran fenomena matahari tersebut, antara lain: Zona matahari lebih panjang.
Melansir Space, saat titik balik matahari, garis lintangnya berada 40 derajat utara, yang menyebabkan sinar pagi dan sore berlangsung selama dua jam, sehingga langit gelap gulita hanya selama lima jam.
Lebih jauh ke utara, sinar matahari bertahan lebih lama. Pada suhu 45 derajat, radiasi akan bertahan 2,5 jam, dan pada suhu 50 derajat, radiasi akan bertahan sepanjang malam.
Namun sebaliknya, ke arah selatan, malam hari lebih pendek. Pada suhu 30 derajat Celcius sinar matahari hanya bertahan selama 96 menit, sedangkan di garis lintang San Juan, Puerto Riko hanya bertahan 80 menit.
Perbedaan jarak Bumi dan Matahari mempengaruhi musim
Pada pukul 1:06 pagi EDT tanggal 5 Juli, Bumi akan berada pada titik orbit terjauh dari Matahari (aphelion) pada jarak 94.510.539 mil (152.099.969 km).
Hal ini menyebabkan sebagian besar negara di Belahan Bumi Utara memiliki musim dingin yang lebih sejuk dan musim panas yang lebih hangat dibandingkan musim dingin di Belahan Bumi Selatan.
Setelah matahari terbit, ia akan mulai bermigrasi ke selatan, menyebabkan siang hari menjadi lebih pendek di belahan bumi utara.
Namun karena matahari menempati posisi miring di langit dan waktu siang hari lebih lama dibandingkan pada pertengahan Mei. Oleh karena itu, pengurangan lintasan matahari di langit dan lamanya siang hari dalam beberapa minggu ke depan tidak merata.
(rni/dmi)
Tinggalkan Balasan