Jakarta, jurnalpijar.com –
Sedikitnya 9 orang tewas dan 25 luka-luka akibat penembakan di beberapa tempat ibadah di provinsi Dagestan Rusia.
Pihak berwenang setempat melaporkan serangan terhadap gereja, sinagoga, dan titik transit polisi di kota Derbent dan Makhachkala.
Sembilan orang yang tewas adalah polisi. Selain itu, dua orang lainnya merupakan pendeta dan petugas keamanan gereja.
Ketua Komisi Pengawasan Publik Dagestan, Shamil Khaduliyev, mengatakan pendeta yang dibunuh itu bernama Pastor Nikoli.
“Mereka telah menggorok lehernya. Dia berusia 66 tahun dan sakit parah,” kata Khadolyev.
Khadulaev juga mengatakan, satpam yang hanya bersenjatakan pistol itu tewas tertembak.
Selain sembilan korban, kantor berita Rusia TASS juga melaporkan empat “pejuang” tewas dalam insiden tersebut.
Polisi sejauh ini mengatakan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, pelakunya diduga adalah “pengikut organisasi teroris internasional”.
Menurut pernyataan Kongres Yahudi Rusia (RGC), dua sinagoga di Dagestan diserang, satu di Derbent dan satu lagi di Makhachkala.
Serangan terhadap sinagoga di Derbent terjadi 40 menit setelah salat magrib. Penyerang dilaporkan “membakar gedung menggunakan bom molotov”.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Israel melaporkan bahwa sebuah sinagoga di Derbent telah “dibom” dan sebuah sinagoga di Makhachkala telah ditembaki.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “sejauh yang diketahui, tidak ada jamaah di sinagoga pada saat serangan terjadi.”
Kepala Republik Dagestan, Sergei Melkov, mengirim pesan di Telegram bahwa “orang tak dikenal mencoba mengacaukan situasi sosial. Petugas polisi Dagestan menghentikan mereka. Menurut informasi awal, ada korban di antara mereka.”
Melikov mengatakan identitas para penyerang sedang diselidiki. Markas operasional telah dibentuk dan penyelidikan kontra-operasi sedang dilakukan.
Malkov kemudian meminta penonton untuk diam.
“Mereka mengandalkan rasa takut dan intimidasi. Mereka tidak akan mendapatkannya dari Dagestan,” ujarnya seperti dikutip CNN.
Direktorat Investigasi Komite Investigasi Rusia untuk Republik Dagestan menyatakan telah membuka penyelidikan terorisme berdasarkan KUHP (KUHP) Rusia.
“Semua kejadian dan orang-orang yang terlibat dalam serangan teroris sedang diselidiki, dan tindakan mereka akan ditinjau secara hukum,” kata direktorat investigasi dalam sebuah pernyataan. (blq/baca)
Tinggalkan Balasan