Menu

Mode Gelap

Teknologi · 5 Agu 2024

Bahaya Kebocoran Data Pribadi, Termasuk Dicatut Buat Pinjol


					Bahaya Kebocoran Data Pribadi, Termasuk Dicatut Buat Pinjol Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Peristiwa Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 menunjukkan bahwa risiko kebocoran data dan serangan hacking masih sangat tinggi di negara-negara open source. Inilah bahayanya terhadap data pribadi kita.

Selain PDNS 2, data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI juga baru-baru ini diretas dan diduga dibocorkan. Selain itu, data lama milik Sistem Identifikasi Sidik Jari Otomatis (Inafis) Indonesia bocor dan beredar di dark web.

Setahun sebelumnya, Badan Sensus Penduduk dan Warga Negara (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga mencatat adanya kasus kebocoran data.

Informasi yang bocor tersebut berupa nama, nomor induk kependudukan (NIK), nomor buku keluarga (KK), tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ibu, nomor akta nikah dan lain-lain.

Lalu apa salahnya jika informasi pribadi kita bocor? Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di situs resminya, terdapat sejumlah kerugian yang dialami korban pembobolan data, berikut rinciannya: Keuntungan Pinjaman

Salah satu risiko kebocoran data pribadi adalah pelaku kejahatan siber dapat mengajukan pinjaman melalui aplikasi pinjaman online dengan menggunakan data yang bocor tersebut.

Pertama, peretas harus bisa mengumpulkan informasi KTP dari data yang bocor. Mereka kemudian dapat mengajukan pinjaman untuk menarik sejumlah uang dari aplikasi pinjaman online yang tidak memiliki sistem verifikasi yang baik.

Pencurian kata sandi

Bocoran tanggal lahir dan informasi email juga dapat digunakan sebagai alat bagi peretas untuk mengambil alih akun.

Karena tanggal lahir seringkali dijadikan password. Oleh karena itu, banyak ahli tidak menyarankan penggunaan tanggal lahir Anda sebagai kata sandi

Pakar keamanan siber CISSRec, Pratama Persadh, mengingatkan bahwa informasi mengenai nomor telepon dan sejenisnya dapat digunakan untuk meretas akun di jejaring sosial atau layanan lainnya. Misalnya saja untuk membobol layanan pembayaran digital seperti Gopay atau Ovo.

Pratama mengatakan, caranya cukup sederhana, pelaku hanya perlu login menggunakan nomor telepon dan meminta one time password (OTP).

Profil periklanan

Data bocor yang dikumpulkan dapat digunakan untuk rekayasa sosial dan pembuatan profil pengguna.

Misalnya berdasarkan usia dan demografi penduduk berdasarkan lokasi, hobi, dan jenis kelamin. Data besar ini dapat digunakan untuk penjangkauan politik dan iklan bertarget di media sosial

Data pribadi berupa jenis kelamin dan gender harus dilindungi untuk mencegah kasus pelecehan seksual atau pelecehan online.

Perlindungan data penting untuk mencegah ancaman kejahatan dunia maya, termasuk kekerasan online berbasis gender (GBV).

Pemasaran jarak jauh

Informasi nomor telepon dapat diperdagangkan untuk tujuan telemarketing. Maka jangan heran bila pelanggan tiba-tiba menelepon Anda dan menawarkan suatu jasa atau produk.

Tiba-tiba si penelepon mengetahui nama lengkap Anda

Penipuan adalah tindakan penipuan yang berupaya meyakinkan pengguna, misalnya dengan memberi tahu pengguna bahwa mereka telah memenangkan hadiah tertentu jika mereka memberikan sejumlah uang.

Sedangkan phishing adalah teknik penipuan yang misalnya memancing pengguna untuk memberikan informasi pribadinya tanpa sepengetahuannya dengan mengarahkannya ke halaman Tokopedia palsu.

(tim/dmi)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Budi Arie Diskusikan Pengembangan Satelit LEO dengan Sekjen ITU

18 September 2024 - 08:15

Trending di Teknologi