Menu

Mode Gelap

Teknologi · 24 Agu 2024

DPR Cecar Soal Starlink, Menkominfo Beri Respons Mengejutkan


					DPR Cecar Soal Starlink, Menkominfo Beri Respons Mengejutkan Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Komite I DPR mempertanyakan kemungkinan layanan internet Starlink mematikan industri telekomunikasi Indonesia. Menteri Komunikasi dan Teknologi Budi Arie pun menanggapinya dengan pernyataan yang bertentangan dengan asumsi umum.

Hal itu diungkapkannya dalam rapat Panitia DPR bersama Kominfo, Komisi Informasi Indonesia (KPI), dan Dewan Pers yang berlangsung di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (6/10).

“Tanggal 19 Mei, saat Elon Musk (Pimpinan SpaceX yang bekerja di Starlink) datang ke Indonesia untuk membuka Internet Starlink di bawah, muncul pro dan kontra, bagaimana sikap Kominfo terhadap hal tersebut? Apakah mereka mempelajari pro dan kontranya?” atau kerugian?” kata Nurul Arifin, anggota Komisi I DPR Partai Golkar, dalam rapat kerja tersebut.

“Karena ini juga bisa merugikan industri telekomunikasi nasional. Kenapa tidak digarap 3T saja (masalah, perbatasan dan wilayah terdekat)? Apakah ada permintaan khusus? BTS tetap diperlukan dan tidak rugi?” dia menjelaskan

Selain itu, Anggota Komisi I F-PKS DPR Jazuli Juwaini mendorong prinsip persaingan sehat, termasuk masalah fiskal dan perlindungan data nasional.

“Masyarakat menganggap Starlink seperti siap tampil di karpet merah. Tentu saja kita tidak menutup mata terhadap perkembangan teknologi media. Namun jika kita memaksakan diri terlalu keras, pasti bisa menjadi ancaman bagi bisnis lokal.”

“Dengan internet yang langsung sampai ke satelit, sementara perusahaan lokal seperti [yang menggunakan jaringan menara] BTS, persaingan bisa dikalahkan, jadi harus ada keadilan, bahkan di sektor perpajakan.”

“Jangan sampai investasi kita melupakan aspek-aspek yang kurang penting dalam independensi data,” lanjutnya.

Dalam acara yang sama, Anggota Komisi I DPR dari F-Demokrat Rizki Aulia Rahman Natakusumah mengatakan, “Tentunya kita mengapresiasi investasi di negara kita untuk mendapatkan internet cepat dan murah.”

Tentu dengan prinsip keadilan, lanjutnya

Menkominfo yang menjawab beberapa pertanyaan mengatakan, pihaknya tidak akan mengutamakan perusahaan Starlink.

Kominfo mengatakan: “Itu tergantung pada hubungan bisnis yang sehat dan adil antara seluruh penyedia layanan ISP, sehingga pemerintah tidak menjadikan Starlink sebagai anak emas Pak Jazuli dan memberikan perlakuan yang sama kepada semua penyedia layanan”.

Ia juga berjanji akan memberikan persaingan yang sehat kepada semua penyedia internet. “Jadi kita sudah menciptakan level playing field,” kata Budi Arie.

Kominfo juga memenuhi dua persyaratan penting bagi Starlink, yaitu Network Operations Center (NOC) dan Customer Service (CS) di Indonesia.

“Pasti Indonesia, karena kalau tidak nanti ada penipuan, pelanggan Indonesia akan dikenali negara lain,” imbuhnya.

Budi Arie pun membuka kemungkinan tidak mempertahankan Starlink jika sudah tidak memenuhi ketentuan lagi.

Izin ini baru diberikan pada bulan April. Kemudian kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi, karena izin ISR (izin penggunaan spektrum radio dalam bentuk saluran) diberikan setiap tahunnya.

“Kalau tahun depan (Starlink) tidak sesuai dengan kebijakan kami, bye bye,” kata Menkominfo.

(rni/arh)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi