Jakarta, jurnalpijar.com —
Meski musim kemarau telah tiba, Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan beberapa wilayah masih akan diguyur hujan dalam sepekan mendatang, termasuk Jakarta dan Jawa Barat.
Berdasarkan prakiraan cuaca mingguan 7-13 Juni, beberapa wilayah yang memasuki musim kemarau pada Juni masih berpotensi hujan dan beberapa kejadian cuaca buruk lainnya.
Meski beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun masyarakat tetap perlu waspada dan mengantisipasi kemungkinan cuaca buruk yang masih terjadi di beberapa wilayah, demikian bunyi pernyataan BMKG.
“Seperti hujan lebat dalam waktu singkat yang dapat disertai petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan hujan es.”
BMKG menyebutkan beberapa daerah akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni. Yakni sebagian besar Sumatera, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan.
Sementara beberapa tempat yang sudah memasuki musim panas antara lain Bali, NTB, dan NTT.
Namun ternyata pada dekade pertama (sepuluh hari pertama) bulan Juni, BMKG memantau terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat (lebih dari 100 mm), demikian keterangan BMKG.
BMKG juga mengungkap riwayat hujan deras atau hujan deras di beberapa tempat dalam beberapa hari terakhir.
Yaitu pada tanggal 31 Mei di Sumbar dengan curah hujan 153,6 milimeter; pada 1 Juni, Kalimantan Barat curah hujan 139 mm dan Bangka Belitung 115,1 mm;
Pada tanggal 2 Juni, Semarang menerima curah hujan 104,5 milimeter dan Kalimantan Barat 103 milimeter; pada 3 Juni Kalimantan Selatan mencapai 221 mm. Kemungkinan hujan lebat
BMKG juga membeberkan kemungkinan berlanjutnya cuaca buruk di berbagai wilayah pada periode 7-13 Juni.
Pertama, wilayah tersebut kemungkinan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai badai petir dan angin kencang
Kemungkinan hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selain Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Dataran Tinggi Papua , Papua dan Papua Selatan.
Kedua, wilayah tersebut mungkin terkena dampak risiko hujan lebat.
Untuk kategori peringatan risiko hujan lebat, BMKG menyebutkan wilayah Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan;
Selain itu ada Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Ketiga, kemungkinan terjadinya angin kencang.
Kemungkinan terjadinya angin kencang, kata BMKG, terjadi di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan Papua Barat. .
Alasannya
Beberapa tren atmosfer, kata BMKG, berpengaruh kuat terhadap kemungkinan peningkatan curah hujan dalam sepekan mendatang.
Pertama, aktivitas gelombang Rossby khatulistiwa diperkirakan aktif di wilayah Maluku dalam sepekan mendatang.
Kedua, aktivitas gelombang Kelvin diperkirakan aktif di Sumatera Utara, Lampung, dan Jawa Utara dalam sepekan mendatang.
Ketiga, wilayah kecepatan angin berkurang (konvergensi) terpantau mulai dari Samudera Hindia selatan Jawa Barat hingga Banten, Laut Natuna hingga Laut Natuna Utara, Kalimantan Tengah hingga perairan utara Kalimantan, di Laut Sulu.
Kemudian di wilayah lainnya, Laut Timor hingga Nusa Tenggara Timur, Perairan Selatan Sulawesi Tenggara hingga Teluk Bone, Danau Banda hingga Perairan Tengah Sulawesi Timur, Maluku hingga Danau Maluku, Pesisir Selatan Papua Barat hingga Perairan Utara. dari Kep. Aru.
Keempat, wilayah pertemuan angin (konvergensi) terpantau di Laut Jawa, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, dan Laut Filipina.
Situasi ini dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya awan hujan di zona konvergensi, tegas BMKG.
(rni/arh)
Tinggalkan Balasan