Jakarta, jurnalpijar.com —
Jepang menjadi sorotan usai gempa berkekuatan 7,1 skala Richter yang terjadi pada Kamis (8 Agustus).
Akibat gempa ini, 9 orang mengalami luka-luka dan mengalami kerusakan ringan.
Beberapa pengamat memperkirakan gempa Nankai Trog berpeluang 70-80 persen mencapai magnitudo 8 atau 9 dalam 30 tahun ke depan.
Sebelumnya, pada tahun 2011, Jepang dilanda gempa bumi dahsyat atau mega-gempa berkekuatan 9,1 skala richter yang juga menimbulkan tsunami.
Akibat bencana ini, sekitar 200.000 orang meninggal dunia dan 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Berdasarkan data pemantauan gempa, gempa tahun 2011 merupakan gempa terbesar di Jepang.
Gempa terbesar kedua di Jepang terjadi 60 tahun lalu dengan kekuatan 8,5 skala Richter dan kedalaman 35 km di Kurilski, Hokkaido.
Gempa ini juga meninggalkan bekas di dasar laut dan menjadi bahan penelitian para ilmuwan.
National Geographic merilis laporan berjudul “Gempa Besar di Jepang Meninggalkan Bekas Luka di Dasar Laut.”
Selama dekade terakhir, para ilmuwan telah mempelajari gempa tersebut dengan menguraikan gelombang seismiknya dan memindai kedalamannya dengan alat pengeras suara gema.
Para peneliti juga menyelidiki penyebab dasar laut berguncang dengan mengamati langsung lokasi sesar di Palung Jepang.
Saat menyelam di parit di Jepang, para ilmuwan menemukan bebatuan yang tidak biasa. Tim mengatakan batu tersebut berada di atas kerak yang naik lebih dari 190 kaki saat gempa tahun 2011.
Jepang terletak di Cincin Api Pasifik, serangkaian patahan seismik yang mengelilingi Samudera Pasifik. Negeri Sakura juga merupakan salah satu negara paling rawan gempa di dunia. (ayah/bac)
Tinggalkan Balasan