Menu

Mode Gelap

Teknologi · 2 Sep 2024

Terduga Hacker Beri Link Kunci PDNS, Ancam Sebar Data jika Tak Dipakai


					Terduga Hacker Beri Link Kunci PDNS, Ancam Sebar Data jika Tak Dipakai Perbesar

Jakarta jurnalpijar.com —

Brain Cipher, kelompok peretas yang mengaku menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, menyediakan tautan gratis yang mengaku memiliki kunci dekripsi untuk data yang terkena ransomware sambil tetap melepaskan ancamannya.

“Kami menunggu pihak kedua secara resmi mengonfirmasi bahwa pekerjaan utama dan data telah pulih. Kami kemudian akan menghapus data tersebut secara permanen,” kata tersangka peretas dalam postingan berbahasa Inggris di forum gelap, menurut perusahaan keamanan siber Singapura, Account X. StealthMole Rabu (3/7)

“Jika pihak kedua mengatakan mereka memulihkan datanya sendiri atau dengan bantuan pihak ketiga, Kami akan mengungkapkan informasi itu. (Setidaknya kami tidak terlibat di sini),” lanjut pernyataan itu.

Sistem PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware atau peretasan yang mengunci data di sistem. Sebagian besar data di pusat data, yang digunakan oleh 282 lembaga federal dan regional, terkunci dan hingga saat ini tidak dapat dipulihkan.

Untuk membuka Anda harus mengaktifkan decoding alias enkripsi. Pemerintah mengklaim pelaku meminta uang tebusan sebesar US$8 juta atau sekitar Rp 131,8 miliar untuk mendapatkan kunci tersebut, namun Kominfo mengaku tak mau membayar uang tebusan tersebut.

Brain Cipher juga mengunggah tautan untuk mengunduh dekripsi data yang terkena ransomware. yang katanya hanya berlaku untuk PDNS 2

Grup ini juga mengelompokkan cara menggunakannya (Brain Cipher menggunakan frasa “cara menggunakan” dan bukan “cara menggunakan”).

Dalam pernyataan selanjutnya, Brain Cipher menganggap percakapan ini disembunyikan saat pihak kedua. (yang identitasnya tidak diungkapkan) mengalihkan perhatian ke pihak lain

“Kami menyimpulkan bahwa negosiasi menemui jalan buntu ketika pihak kedua mengalihkan akses negosiasi kepada pihak ketiga. (Artinya pihak kedua tidak akan mengatakan apa pun lagi).”

Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber Akuncom, juga meminta pemerintah tidak tergiur dengan tawaran Brain Cipher karena dapat menyuntikkan malware atau perangkat lunak berbahaya.

“Jika Brain Cipher memberinya perangkat lunak. Dia mungkin akan berbaik hati melakukannya. Tapi kami sudah mempunyai keraguan. Tapi mungkin dia juga menyelinap ke [malware], jadi kita harus hati-hati,” ujarnya di Jakarta, Selasa (2/7).

Hingga pagi ini, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika belum mengonfirmasi usulan Brain Cipher Kominfo yang akan menggelar konferensi pers pada pukul 09.30 WIB.

Terkait dugaan kebocoran data PDNS 2, Kepala BSSN Hinsa Siburian pun mengaku belum bisa memastikan apakah peretas hanya mengunci data atau mencurinya melalui serangan siber.

“Sampai saat ini secara teknis Forensik kami masih berlangsung. Jadi tentu saja kita belum bisa yakin 100 persen tidak akan terjadi kebocoran. Karena proses forensiknya masih berjalan,” ujarnya saat rapat kerja di Komisi I DPR, Kamis (27/6).

(dmi/uh)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi