Menu

Mode Gelap

Teknologi · 10 Sep 2024

Alasan Hujan Rajin Turun di IKN, ‘Kambing Hitam’ Mundurnya Pembangunan


					Alasan Hujan Rajin Turun di IKN, ‘Kambing Hitam’ Mundurnya Pembangunan Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com.

Hujan deras terjadi di Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN) Kalimantan Timur dalam beberapa pekan terakhir akibat aktivitas sejumlah fenomena atmosfer. Kondisi cuaca seperti itu menjadi alasan pemerintah menghambat pembangunan.

“Paling tidak tanggal 17 Agustus kalau dihitung keseluruhan menjadi 15 persen,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/8) tentang pembangunan tersebut. 7).

Ia menghimbau agar IKN tidak berakhir pada 17 Agustus mendatang karena megaproyek tersebut merupakan pembangunan jangka panjang.

“Kemarin targetnya Juli, tapi lihat IKN, seminggu, setiap hari hujan terus, hujan deras sekali,” kata Jokowi.

“Banyak pekerjaan yang tertunda karena hal ini, dan hal ini wajar terjadi pada proyek-proyek besar,” tambahnya.

Menteri Pekerjaan Umum Basuki Khadimuljun menjelaskan kendala pengembangan IKN adalah faktor cuaca.

Katanya: “Masalahnya cuma satu, hujan termasuk kemarin, hanya delapan hari dari tiga puluh hari yang cerah. Selebihnya hujan. Sekarang kami juga pakai tenda untuk masak, jadi tidak hujan.” Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7.10).

Basuki yang juga menjabat Plt Ketua Pengurus IKN mengatakan hujan telah menggenangi seluruh ruas jalan di IKN.

Bahkan, pabrik batching beton (concrete plant) sengaja beroperasi pada malam hari.

Menurut para ahli, “Interior harus dilanjutkan, yang akan kami hentikan terlebih dahulu di jalan raya setelah 17 Agustus.”

Beberapa bulan lalu, para ahli memperingatkan kemungkinan hujan di IKN di tengah musim kemarau. Perkiraan banjir juga dianjurkan.

“Kecuali Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur termasuk IKN lebih banyak menerima curah hujan pada musim kemarau. Faktanya, musim kemarau menghilang di Penajam-Pesar Utara, tempat IKN berada,” kata Profesor Nasional Ilmu Iklim di IRI. Inovasi ditweet. (BRIN) Erma Ylihastin di X, Sabtu (6/8).

“Saya berharap banjir berkurang karena Agustus tinggal dua bulan lagi,” lanjutnya.

Pada bulan Juni, curah hujan bulanan di wilayah tersebut berkisar antara 200 mm hingga 300 mm. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah melakukan perubahan cuaca di IKN pada 13-23 Juni untuk mengurangi curah hujan.

Perubahan cuaca tersebut untuk mendukung pesatnya pembangunan infrastruktur seperti bandara VVIP IKN dan pembangunan jalan, kata Kepala BMKG Dvikurit Karnavati seperti dikutip Kamis (20 Juni) di situs resmi BMKG.

Akibat curah hujan yang begitu tinggi, wilayah IKN Panjam Pesar Utara memang menjadi wilayah rawan banjir pada Juli hingga September 2024.

Berdasarkan prakiraan banjir Juli-September 2024, wilayah Panjam Pasar bagian utara yakni Kecamatan Babulu, Panajam, Sepako, dan Waru berpeluang mengalami banjir meski kemungkinannya relatif rendah.

Peta prakiraan musim kemarau tahun 2024 menunjukkan IKN dan sekitarnya berwarna kuning, sesuai dengan pola curah hujan normal. Normal (N) berarti curah hujan 85 hingga 115 persen dari normal.

Fenomena atmosfer

Kalimantan Timur, setidaknya sejak awal Juli, selalu berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir, angin kencang, atau cuaca buruk.

Pertama, Mad Julian Oscillation (MJO). Gelombang atmosfer ini aktif dan ada pada fase ketiga (Samudera Hindia) dan berkontribusi terhadap terbentuknya awan hujan di Indonesia, termasuk Kalimantan Timur dan Jawa.

Prakiraan cuaca mingguan BMKG pada 16-22 Juli menempatkan MJO pada fase 5 (lautan-darat). Pemogokan terjadi terutama di wilayah timur Indonesia.

Kedua, aktivitas gelombang tropis di atmosfer Rossby.

Ketiga, sirkulasi siklon menimbulkan daerah dengan kecepatan angin rendah (konvergensi) dan daerah pertemuan angin (konvergensi) yang berujung pada terbentuknya awan hujan.

(perintah/lengkungan)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi