Menu

Mode Gelap

Teknologi · 14 Sep 2024

Ribuan Bibit Mangrove Ditebar di Nias Utara, Simak Manfaatnya


					Ribuan Bibit Mangrove Ditebar di Nias Utara, Simak Manfaatnya Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Pemerintah Kabupaten Nias Utara menanam sekitar 3.000 bibit mangrove di Pantai Wisata Mangrove Teluk Ba’a Sumatera Utara dengan dukungan Organisasi Pelestarian Alam (KI) Indonesia.

Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu melalui Asisten Administrasi Umum Ferizatulo Gea mengatakan, Cagar Alam Laut Sawo Lahewa dan sekitarnya yang tersebar di Nias Utara memiliki potensi laut dan perikanan yang besar.

Namun berbagai ekosistemnya, termasuk mangrove, belum dikelola atau dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, ia mengimbau semua pihak untuk ikut serta dalam upaya perlindungan dan pengelolaan mangrove.

“Pemulihan ekosistem mangrove sangat penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Kami berkomitmen mendukung setiap inisiatif yang bertujuan untuk menjaga lingkungan, termasuk saat ini kami melakukan penanaman mangrove,” kata Ferizatulo, Senin. 29/7).

“Saya mengajak semua pihak untuk menanam, menjaga, dan melindungi mangrove. Karena dengan mangrove yang sehat maka pendapatan masyarakat meningkat,” lanjutnya.

Kegiatan penanaman 3.000 sepatu ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli.

Kegiatan ini melibatkan 150 peserta dan terselenggara atas kerja sama KI, Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara, Kelompok Pemantau Masyarakat (Pokmaswas) Teluk Ba’a dan Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan (IMASPERA) Universitas Sumatera Utara.

Acara tersebut juga turut diikuti oleh pejabat Pemprov Sumut dan pemerintah kabupaten setempat bersama masyarakat. Acara ini juga menandai penanaman perdana ekosistem mangrove seluas 60 hektar di Cagar Alam Sawo Lahewa dan perairan sekitarnya.

Upaya restorasi ini dipimpin oleh masyarakat dengan dukungan penuh dari Konservasi Alam Indonesia.

Sebagai yayasan nasional yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan konservasi alam, KI telah berkolaborasi dengan pemerintah provinsi Sumatera Utara dalam berbagai program pengelolaan darat dan laut.

Termasuk di dalamnya Program Pengelolaan Ekosistem Mangrove Terpadu dan Perikanan Berkelanjutan yang dilaksanakan di Kabupaten Nias Utara.

Meizani Irmadhiany, Senior Vice President dan CEO Indonesian Nature Conservancy, mengatakan kegiatan penanaman ini memberikan dampak yang besar, mulai dari perlindungan terhadap bencana alam, pencegahan kenaikan permukaan air laut, hingga dampaknya terhadap perekonomian masyarakat.

“Ekosistem mangrove Nias masih belum dikelola secara maksimal, khususnya di perairan CPP Sawo Lahewa dan sekitarnya. Padahal, mangrove di kawasan ini mungkin menjadi garda terdepan yang melindungi pulau yang menghadap Samudera Hindia,” kata Meizani. .

Selain itu, mangrove juga dikenal sebagai rumah bagi kepiting bakau yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat jika dikelola dengan baik dan memperhatikan kelestarian ekosistem, lanjutnya.

Sebelumnya, pada September 2023, kondisi ekosistem Mangrove di kawasan Nias Utara dinilai melalui survei biofisik KKP Sawo Lahewa dan perairan sekitar Cagar Alam Indonesia.

Hasilnya, total terdapat 131 hektar hutan bakau di kawasan tersebut, dimana 12 hektar diantaranya berada di dalam PLTU Sawo Lahewa dan perairan sekitarnya, serta 119 hektar lagi di luar kawasan lindung.

“Bersama pemerintah kabupaten Nias dan kelompok masyarakat mahasiswa, kami berharap dengan penanaman 3.000 bibit mangrove sebagai langkah awal dapat membawa perubahan yang besar dan kemudian dapat diperbanyak. Selain itu, mangrove dikenal dengan kemampuannya dalam menyerap karbon,” Lanjut Meizani.

Kali ini dibuat mangrove jenis Rhizophora apiculata yang mempunyai ciri mudah ditanam langsung di daerah yang menghadap ke laut untuk memulihkan ekosistem mangrove.

Selain itu juga dapat bertahan di daerah dengan salinitas cukup tinggi dan dapat ditanam di daerah dengan sedimen berpasir lumpur atau berbatu.

“Total bibit mangrove yang akan kami tanam di areal restorasi seluas 60 hektare ini sebanyak 103 ribu bibit yang terbagi pada lahan tanam aktif seluas 25,25 hektar dan 34,75 hektar akan digunakan untuk memperkaya ekosistem mangrove yang ada. tahap pertama yakni ditanam 3000 bibit di dua kebun seluas 6 hektare,” ujarnya.

“Kemudian di persemaian Sisarahil kami produksi 25 ribu bibit dan di Moawo 25 ribu bibit yang harus ditanam di akhir tahun. Berikutnya kami produksi bibit periode kedua di masing-masing persemaian, totalnya 50 ribu bibit. Kami akan memproduksi bibit periode kedua yang akan ditanam kedepannya,” jelas Meizani.

(tim/dmi)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi