Menu

Mode Gelap

Teknologi · 18 Sep 2024

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa


					Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Cuaca ekstrem kemungkinan masih akan terus melanda sebagian wilayah di Indonesia karena sebagian besar wilayah mulai memasuki musim kemarau. Lihat daftarnya.

Merujuk laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai prakiraan cuaca periode pekan depan 28 Mei hingga 3 Juni, ada beberapa wilayah yang masih akan terdampak cuaca ekstrem.

BMKG menyebutkan, berdasarkan prakiraan model global, regional, dan probabilistik, potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.

Kemudian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Tengah, Papua Gunung, dan Papua Selatan.

PERINGATAN DINI: Masyarakat diimbau tetap waspada dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem (angin puting beliung, hujan lebat disertai petir, hujan es, dan lain-lain) serta dampak yang ditimbulkannya,” kata BMKG.

Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan air, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam sepekan ke depan.

Berikut rincian wilayah yang menerima peringatan dini cuaca buruk:

29 Mei

Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Gunung, Papua, Papua Selatan.

30-31 Mei

Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.

1-3 Juni

Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah , Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Dataran Tinggi Papua, Papua, Papua Selatan.

Alasan

Beberapa dinamika atmosfer, kata BMKG, berdampak signifikan terhadap potensi peningkatan curah hujan dalam beberapa minggu mendatang.

Pertama, fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) di Kuadran 3 (Samudera Hindia) menunjukkan kontribusinya terhadap pembentukan awan hujan di Indonesia.

Kedua, aktivitas Rossby Equatorial Atmospheric Wave diperkirakan aktif di Kalimantan Timur, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, dan Papua Gunung selama seminggu mendatang.

Ketiga, gelombang atmosfer Kelvin diperkirakan aktif di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Tengah. Sulawesi, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan pada pekan depan.

Keempat, peningkatan kecepatan angin hingga >25 knot terjadi di Laut Andaman, Laut Arafura, dan Australia bagian utara, yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.

Kelima, zona konvergensi (konsentrasi angin) berada di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu, mulai dari pantai barat Lampung hingga perairan Kep. Mentawai, dari Kalimantan Timur hingga perairan utara Malaysia.

Kemudian wilayah lainnya berada di Laut Sulawesi, mulai dari Teluk Tolo hingga Selat Makassar, dari Laut Halmahera hingga Sulawesi Utara. Di Laut Banda, dari Laut Arafura hingga Laut Flores, dari Papua hingga Papua Barat, dan dari Papua Nugini hingga Papua Barat.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang zona konvergensi, kata BMKG.

Mulai mengering

Kepala BMKG Duikorita Karnawati sebelumnya mengatakan sebagian wilayah di Indonesia sedang mengalami kekeringan, terutama di wilayah selatan garis khatulistiwa.

Hal ini berdasarkan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang menunjukkan sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami HTH selama 21-30 hari atau lebih.

Analisis curah hujan dan analisis sifat hujan dalam 3 musim terakhir juga menunjukkan bahwa kondisi kekeringan sudah mulai memasuki Indonesia, khususnya di wilayah selatan garis khatulistiwa, kata Duikorita.

Ia mengatakan, sekitar 19 persen Wilayah Musiman (ZOM) sudah memasuki musim kemarau dan sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada 3 musim mendatang.

“Prakiraan curah hujan Indonesia dan prakiraan pola hujan menunjukkan kondisi kekeringan musim kemarau akan mendominasi Indonesia hingga akhir September,” jelas Dwikorita.  (rni/dmi)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Budi Arie Diskusikan Pengembangan Satelit LEO dengan Sekjen ITU

18 September 2024 - 08:15

Kobaran Api ‘Gerbang Neraka’ di Turkmenistan Mulai Meredup

17 September 2024 - 20:15

Trending di Teknologi