Jakarta, jurnalpijar.com —
Korea Selatan memiliki wilayah yang ‘paling tegang dan menakutkan di dunia’.
Daerah tersebut adalah Daesong-dong, sebuah desa yang jauh dari Korea Utara.
Daesong-dong adalah sebuah desa di Zona Demiliterisasi Korea (DMZ). Kota ini berpenduduk sekitar 200 jiwa, sebagian besar adalah lansia.
Secara administratif, Daesong-dong merupakan bagian dari Kota Paju, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Desa yang dikenal dengan nama Freedom Village ini hanya berjarak 365 meter dari Korea Utara dan terisolasi sejak gencatan senjata antara Korea Selatan dan Korea Utara pada tahun 1953.
Menurut The Guardian, warga yang tinggal di Daesong-dong sebagian besar bekerja sebagai petani. Mereka terlibat dalam pertanian di bawah pengawasan militer.
Park Se-un, warga Daesong-dong yang lahir dan besar di daerah tersebut, mengaku terbiasa hidup dengan ketegangan politik antar-Korea. Insiden balon sampah misalnya yang baru-baru ini terjadi di perbatasan Korea menjadi salah satu santapannya sehari-hari.
Peristiwa tentara Korea Utara menyerbu Korea Selatan dan akhirnya melepaskan tembakan juga bukan hal baru.
Ketegangan tersebut terus menghantui dirinya dan warga desa yang tak putus asa bahwa kawasan perbatasan Korea Selatan dan Utara akan tetap damai.
“Semua kejadian ini membuat kami khawatir. Bagaimana jika terjadi sesuatu? Itu selalu ada di pikiran kami,” ujarnya.
Gencatan senjata antara Korea Selatan dan Utara pada tahun 1953 berarti kedua Korea secara teknis masih berperang.
Untuk mengurangi risiko konflik di DMZ, Korea Selatan dan Korea Utara menandatangani perjanjian militer pada tahun 2018. Namun, perjanjian tersebut baru-baru ini dibatalkan karena meningkatnya ketegangan.
Sejak perjanjian tersebut dibatalkan tujuh bulan lalu, tentara dilaporkan mulai membawa senjata api dan membangun pos penjagaan di setiap perbatasan.
“Ada lebih banyak personel, lebih banyak senjata dan keduanya berusaha mendekat,” kata Letkol Livio Räber, petugas operasi Komisi Pengamat Negara Netral (NNSC) Swiss.
Ketika ketegangan terus meningkat, warga desa Daesong-dong terus menerima peringatan di ponsel mereka.
Berdasarkan citra satelit, Korea Utara saat ini sedang membangun penghalang anti-tank.
Beberapa ahli percaya bahwa benteng tersebut dimaksudkan untuk mencegah pembelotan di antara tentara Korea Utara. Pembelotan di wilayah DMZ sendiri sangat jarang terjadi. (isa/bac)
Tinggalkan Balasan