Jakarta, Indonesia —
Pemilihan umum Inggris akan digelar pada Kamis (4/7) setelah Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan pemilu akan digelar pada pertengahan Mei.
Sunak memutuskan untuk menyelenggarakan pemilu karena partainya, Partai Konservatif, memperebutkan posisinya sebagai partai yang berkuasa selama 14 tahun ke depan.
Sunak awalnya yakin pemilu akan tetap menguntungkan partainya. Namun jajak pendapat baru-baru ini memperkirakan Partai Buruh akan memenangkan pemilu kali ini.
Berikut ini CNNIndonesia.com rangkum profil singkat tiga calon utama AM dan beberapa calon dari partai kecil lainnya yang maju pada pemilu kali ini.
Salah satu kandidat diperkirakan akan mengalahkan Perdana Menteri Sunak yang sedang menjabat dalam pemilu kali ini
Nigel Farage adalah tokoh kontroversial di Partai Reformasi Inggris. Politisi dan humas berusia 60 tahun ini diketahui meminum alkohol dan merokok.
Farage dikenal sebagai salah satu politisi paling memecah belah dalam politik Inggris.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjuluki Farage sebagai “Tuan Brexit” karena ia yakin mayoritas warga Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada referendum tahun 2016.
Tokoh yang sangat anti-Eurosceptic ini berusaha mempertahankan posisinya sebagai anggota Parlemen Inggris untuk kedelapan kalinya.
Farage juga terlibat dalam skandal pelecehan rasis setelah beberapa aktivis partai melontarkan komentar rasis dan homofobik.
Mitranya di Inggris juga mengkritiknya, dengan mengatakan bahwa negara-negara Barat “memprovokasi” Rusia untuk menyerang Ukraina.
Resi Sunak
Perdana Menteri petahana Rishi Sunak berusaha untuk mendapatkan lebih banyak kepercayaan dan dukungan dalam pemilu kali ini.
Pasalnya, Sunak diangkat menjadi pemimpin bukan melalui pemilu, melainkan pada September 2022 menggantikan Liz Truss yang dilantik 49 hari setelah ia dilantik menjadi Perdana Menteri Inggris.
Sunak merupakan Perdana Menteri pertama keturunan Asia (India) dan orang Hindu pertama di Inggris.
Awalnya, kepemimpinan Sunak dipandang sebagai cara untuk memulihkan pemerintahan setelah gejolak politik pemerintahan Boris Johnson dan Trust.
Pemilu ini juga dinilai berhasil menurunkan pertumbuhan Inggris di tengah krisis global yang semakin tidak menentu.
Namun Sunak gagal memenuhi beberapa janjinya, termasuk mempercepat layanan kesehatan, membendung arus imigran gelap dan mengirim imigran ke Rwanda, AFP melaporkan.
Sejauh ini, menurut jajak pendapat, Sunak memiliki peringkat terendah di antara para perdana menteri.
Lanjut ke halaman berikutnya >>>>
Tinggalkan Balasan