Jakarta, jurnalpijar.com –
Jika ada kisah hebat dalam sepak bola Indonesia, keberhasilan Timnas U-20 Indonesia mengalahkan Argentina U-20 mungkin salah satunya.
Hal ini hampir mirip dengan kisah sukses Indonesia U-19 yang mengalahkan Korea Selatan 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tahun 2013. Kemenangan tersebut begitu dipuji pada masanya.
Namun, kemenangan tersebut kini terkesan hampa. Selang beberapa tahun, ternyata sepak bola Indonesia, khususnya timnas, tak beranjak selangkah pun pasca kemenangan tersebut.
Begitu pula kemenangan atas Argentina U-20. Kisah suksesnya akan menyedihkan jika hanya dilebih-lebihkan. Sebaliknya, mungkin ini akan menjadi pengingat bagi para pemain U-20 Indonesia.
Perjalanannya masih sangat panjang. Mengalahkan Argentina di Piala Seoul Earth on Us 2024 di Korea Selatan tidak akan berarti apa-apa jika kepuasan memuncak.
Maka wajar jika Indra Sjafri langsung mengingatkan anak asuhnya untuk segera turun. Indra sepertinya tak ingin terjerumus ke lubang yang sama seperti sepuluh tahun lalu.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun langsung berkomentar. Eric menghimbau kepada staf pelatih dan pemain untuk tidak tenggelam dalam euforia semu. Faktanya, diperlukan kerja lebih keras.
Memenangkan sebuah turnamen atau kualifikasi memang ada artinya, tapi itu tidak mengalahkan segalanya. Sebaliknya, tekad besar untuk mencapai target lolos ke Piala Dunia U-20 2025 harus dipacu.
Ya, keikutsertaan Garuda Jaya pada turnamen di kota Seoul ini merupakan bagian dari persiapan Piala Dunia U-20 2025, melalui kualifikasi Piala Asia U-20 2025.
Setelah itu, Kadek Aral dan kawan-kawan mengenal Thailand dan Korea Selatan. Kedua lawan ini tak kalah pentingnya dengan Argentina untuk mengasah mental pemainnya.
Khususnya yang menjadi patokan adalah laga melawan Thailand U-20. Persepsi atau rasa percaya diri pemain tidak boleh dibesar-besarkan, karena bisa menjadi bumerang nantinya.
Baca lanjutan analisanya di halaman selanjutnya >>>
Tinggalkan Balasan