Jakarta, jurnalpijar.com —
Panel Mahkamah Agung Brasil yang beranggotakan lima orang akan melakukan pemungutan suara pada Senin (2/9) untuk menerima atau menolak keputusan Hakim Alexandre de Moraes yang menutup platform media sosial X di negara tersebut.
Moraes, yang disebut Elon Musk sebagai “diktator”, mengadakan sidang virtual di ruang sidang pertama agar para anggota dapat meninjau kembali keputusan mereka.
Mahkamah Agung Brasil memiliki 11 hakim, tidak termasuk hakim ketua, yang dibagi menjadi dua ruang sidang yang masing-masing beranggotakan lima orang. Mereka dapat memberikan suara untuk menyetujui atau menolak keputusan yang dibuat oleh hakim tunggal di ruang sidang.
Moraes berada di ruang sidang pertama bersama Hakim Carmen Lucia, Luiz Fux, Cristiano Zanin dan Flavio Dino.
X ditutup Sabtu dini hari (31/8) di Brazil berdasarkan keputusan Moraes. Judge terlibat perselisihan selama berbulan-bulan dengan Musk.
Brasil adalah salah satu pasar terbesar X.
Platform media sosial populer tersebut gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan pengadilan untuk menunjuk perwakilan hukum di Brasil, sebagaimana diwajibkan oleh hukum setempat.
Perselisihan mengenai X bermula dari perintah yang dikeluarkan Moraes awal tahun ini yang mengharuskan platform tersebut memblokir akun-akun yang terlibat dalam penyelidikan dugaan misinformasi dan ujaran kebencian.
Musk berpendapat bahwa Moraes mencoba menerapkan sensor yang tidak adil. Musk kemudian menutup kantor X di Brazil pada Agustus tanpa menunjuk perwakilan baru.
Moraes menegaskan media sosial memerlukan aturan mengenai ujaran kebencian.
Keputusan terbaru Moraes didukung oleh Hakim Ketua Mahkamah Agung Luis Roberto Barroso.
“Perusahaan yang menolak menunjuk perwakilan hukum di Brazil tidak dapat beroperasi di wilayah Brazil,” kata Barroso dalam wawancara dengan surat kabar Folha de S.Paulo yang diterbitkan pada hari Minggu. katanya.
(Reuters/vws)
Tinggalkan Balasan