Jakarta, CNN Indonesia —
Iran mengadakan pemilihan presiden pada hari Jumat (28/06) untuk mencari pengganti mendiang Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada bulan Mei.
Dewan Wali Iran menerima enam dari 60 peserta yang terdaftar dalam pemilihan presiden kali ini. Namun, dua kandidat mengundurkan diri sehari sebelum pemilihan presiden, Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi dan Alireza Zakani.
Kandidatnya berasal dari spektrum yang luas, dari konservatif hingga garis keras.
Mereka yang akan bertarung dalam pemilihan presiden adalah Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, anggota senior Dewan Keamanan Nasional Saeed Jalili, anggota parlemen Masoud Pezeshkian dan mantan menteri dalam negeri Mostafa Pourmohammadi, seperti dilansir Al Jazeera.
Pemilihan presiden Iran akan diikuti oleh warga negara yang berusia minimal 18 tahun. Pemenang akan dipilih berdasarkan suara terbanyak dan lebih dari 51 persen suara.
Jika tidak ada kandidat yang melebihi jumlah tersebut, dua suara teratas akan maju ke putaran kedua tanggal 5 Juli.
Terakhir, kandidat akan menang selama empat tahun.
Pemilihan presiden ini diadakan setelah kematian Raisi, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam kecelakaan helikopter pada 9 Mei di provinsi Azerbaijan Timur.
Jumlah penumpang helikopter itu tercatat sembilan orang. Mereka adalah Menteri Luar Negeri Hossein Abdollahian, Gubernur Azerbaijan Timur, kepala keamanan, imam masjid Tabriz, dan awak pesawat.
Sehari setelah kecelakaan itu, pihak berwenang Iran berhasil menemukan puing-puing helikopter. (es/DNA)
