Menu

Mode Gelap

Teknologi · 1 Nov 2024

Deret Wilayah Potensial Hujan Lebat dan Angin Kencang di Awal Kemarau


					Deret Wilayah Potensial Hujan Lebat dan Angin Kencang di Awal Kemarau Perbesar

Jakarta jurnalpijar.com —

Meskipun musim kemarau telah dimulai di Indonesia, namun karena banyaknya aktivitas fenomena atmosfer, banyak wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak hujan sedang, hujan lebat, dan angin kencang.

4-10 Juni Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) dalam laporan prakiraan cuaca mingguannya mengatakan, “Waspadai sejak dini risiko hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Indonesia. Musim kemarau”.

BMKG memperkirakan musim kemarau akan terjadi di beberapa daerah pada Juni ini, antara lain Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan.

Sementara di wilayah lain yang mulai musim kemarau antara lain Bali, NTB, dan NTT.

Namun perlu diketahui, pada bulan ketiga Mei (tiga belas hari). Ini merupakan pergantian musim, BMKG mengamati terjadinya curah hujan yang melimpah dan sangat deras (lebih dari 100 mm), demikian keterangan BMKG.

Hujan lebat terjadi di Indrakiri Hulu Riau dengan curah hujan 113,4 mm, Sumatera Barat 103,9 mm pada 21 Mei, Palembang, Sumatera Selatan 112,7 mm pada 22 Mei; Bogor, Jawa Barat 146,6 mm pada 24 Mei; dan Indragiri Hulu, Riau, 156 mm pada tanggal 30 Mei.

BMTA juga mengungkap tren kejadian cuaca ekstrem yang terus berlanjut di berbagai daerah pada 4-10 Juni.

Pertama, kemungkinan terjadinya hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.

Wilayahnya adalah Aceh, Sumut, Sumbar, Riau dan Kep, Riau, Jambi, Sumsel, Kep Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Tengah, Papua Dataran Tinggi, dan Papua Selatan.

Kedua, adanya kemungkinan dampak ancaman hujan lebat.

BMKG mengungkapkan wilayah yang berstatus kategori waspada berada di Sulawesi Selatan. Sedangkan kategori Awas berada di wilayah Papua Tengah dan Papua Dataran Tinggi.

Ketiga, kemungkinan terjadinya angin kencang. Ditemukan di Jawa Timur, NTT dan Maluku.

Rangsangan

BMKG juga mengidentifikasi beberapa penyebab utama cuaca ekstrem dan tumbuhnya awan hujan.

Pertama, gelombang Rossby khatulistiwa diperkirakan terjadi di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua pada minggu depan.

Kedua, aktivitas gelombang Kelvin di atmosfer diperkirakan terjadi di Sumatera bagian utara, Lampung, dan Jawa bagian utara pada minggu depan.

Ketiga, kecepatan angin yang lebih lambat terlihat di wilayah tersebut. (Konvergensi) memanjang dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kep Riau, Tanjung Babilonia, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Koron, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Barat Papua, Papua Barat Daya, Papua Tengah

Keempat, pertemuan wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik di utara Papua.

Kelima, kuatnya kapasitas lokal untuk mendukung proses sirkulasi lokal di banyak daerah. Termasuk Aceh, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, hingga Papua yang berada di pegunungan

(perintah/uh)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi