Menu

Mode Gelap

Teknologi · 3 Nov 2024

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa


					Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Para peneliti di Schmidt Ocean Institute di California baru-baru ini menemukan gunung laut setinggi lebih dari 3.000 meter di Samudera Pasifik. Ketinggian gunung ini empat kali lebih tinggi dari gedung pencakar langit Burj Khalifa di Dubai yang tingginya 830 meter.

Gunung bawah laut ini terletak di Samudera Pasifik, 1.448 kilometer dari pantai Chile, gunung berapi ini tingginya 3.109 meter dan merupakan bagian dari pegunungan bawah laut, termasuk taman spons, karang purba, dan spesies laut langka. cumi-cumi difoto untuk pertama kalinya.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Schmidt Ocean Institute menjelajahi wilayah tersebut dengan kapal penelitian R/V Falkor selama ekspedisi 28 hari yang berakhir pada akhir Agustus lalu.

Para peneliti memetakan gunung tersebut menggunakan sistem sonar di bawah lambung kapal.

Gelombang suara turun dan memantul ke permukaan, kita ukur waktu kembalinya lalu dihitung. Dari situ kita dapat gambaran (topografi dasar laut) yang sangat bagus, kata Jyotika Virmani. direktur eksekutif lembaga tersebut, seperti dikutip CNN, Kamis (4/9).

“Hal ini penting karena saat ini hanya 26 persen dasar laut yang dipetakan dengan resolusi seperti ini. Faktanya, dasar laut menutupi 71 persen permukaan planet kita,” tambahnya.

Para ahli kelautan memperkirakan setidaknya ada 100.000 gunung laut di dunia yang tingginya lebih dari 1.000 meter. Pegunungan ini menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies.

Gunung bawah laut yang baru ditemukan ini lebih besar dari Gunung Olympus di Yunani, dengan ketinggian 2.917 meter; Lebih kecil dari Gunung Fuji di Jepang, tingginya 3.776 meter; dan hampir empat kali lebih tinggi dari Burj Khalifa di Dubai yang tingginya 830 meter.

Selain memetakan gunung bawah laut, para peneliti ini juga mengambil foto pertama cumi-cumi Promachoteuthis yang masih hidup. Trah ini sangat langka sehingga hanya tiga spesies yang telah dideskripsikan berdasarkan sedikit spesimen yang dikumpulkan, beberapa di antaranya berasal dari akhir tahun 1800-an.

Sejauh ini, spesies cumi-cumi tersebut hanya dapat dideskripsikan melalui spesimen mati yang ditemukan di jaring.

Mengutip laman Schmidt Ocean Institute, mereka juga mendokumentasikan Casper Octopus, penampakan pertama spesies tersebut di Pasifik Selatan. Belakangan, dua spesies langka Bathyphysa siphonophores, yang dikenal sebagai monster spageti terbang, juga terlihat selama ekspedisi tersebut. (lam/dmi)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

BAKTI Jelaskan Strategi Lanjutan Optimalkan Pemanfaatan SATRIA-1

2 November 2024 - 18:14

Trending di Teknologi