BONTANG – Sebanyak 75 siswa kelas III SD Negeri 001 Bontang Selatan mengikuti kegiatan Kunjungan Edukatif ke Instalasi Pengolahan Air (WTP) PDAM Tirta Taman di Berbas. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran kokurikuler Semester I Tahun Pelajaran 2025–2026 yang bertujuan memperluas wawasan siswa di luar ruang kelas.
Kunjungan yang digelar pada pekan ketiga Oktober 2025 itu dirancang untuk mengenalkan proses pengolahan air bersih, menumbuhkan kesadaran menjaga sumber air, sekaligus memberi pengalaman belajar yang menyenangkan dan kontekstual bagi peserta didik.

Selama kunjungan, petugas PDAM memberikan penjelasan tentang sumber air baku, tahapan pengolahan hingga distribusi air bersih, serta pentingnya menjaga lingkungan agar kualitas air tetap terjaga. Usai pemaparan, para siswa diajak berkeliling melihat proses pengendapan, penyaringan, hingga penggunaan bahan kimia dalam menjernihkan air.
Suasana belajar berlangsung interaktif. Beberapa siswa tampak antusias melontarkan pertanyaan seperti, “Dari mana PDAM mendapatkan air?” atau “Bagaimana PDAM tahu kalau airnya sudah bersih?”—pertanda rasa ingin tahu mereka tumbuh kuat. Aktivitas ini menjadi wadah bagi siswa untuk mengasah kemampuan bernalar kritis dan keterampilan berkomunikasi lewat observasi langsung.
Kepala Sekolah SDN 001 Bontang Selatan, Novita Susyati, mengapresiasi inisiatif guru pembimbing yang menggandeng dunia usaha dan masyarakat sebagai mitra pembelajaran.
“Kegiatan seperti ini sejalan dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam, di mana siswa diajak belajar secara bermakna, berkesadaran, dan menyenangkan. Kolaborasi dengan PDAM membantu mereka memahami pelajaran secara nyata,” ujar Novita.
Ia menambahkan, kegiatan kokurikuler untuk fase B (kelas III–IV) diarahkan untuk membentuk profil pelajar yang kritis, komunikatif, dan sehat. Melalui pengalaman belajar langsung, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga belajar berinteraksi, bertanya dengan tepat, serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.
“Pembelajaran di luar kelas memperkaya pengalaman siswa sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang saling terhubung. Ketika batas antara ruang kelas dan dunia luar mulai melebur, pembelajaran menjadi lebih hidup dan relevan,” tutupnya. (ADV)
Penulis: Ikhsan Y.









