Menu

Mode Gelap

Internasional · 1 Jun 2024

Kenapa Banyak Korban Tewas dan Hilang Akibat Longsor di Papua Nugini?


					Kenapa Banyak Korban Tewas dan Hilang Akibat Longsor di Papua Nugini? Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Tanah longsor di negara tetangga Indonesia dan Papua Nugini telah merenggut ratusan nyawa dan melukai ribuan lainnya.

Banyak di antaranya yang hilang setelah terkubur di bawah tanah di berbagai tempat.

Bencana tersebut menghancurkan sebuah desa terpencil di dataran tinggi Papua Nugini. Pemerintah segera mengambil tindakan dan meminta bantuan komunitas internasional.

Sejauh ini, tercatat 670 orang meninggal dunia akibat tanah longsor. Namun, ribuan orang dikabarkan masih terkubur, dan pihak berwenang menduga jumlahnya akan terus meningkat.

Lalu mengapa begitu banyak orang tewas atau hilang akibat tanah longsor di Papua Nugini?

Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas setelah tanah longsor melanda desa Kaorum di Papua Nugini pada Jumat (5, 24 jam).

Menurut ABC, hubungan antara status ekonomi dan status sosial suatu negara dapat mempengaruhi dampak bencana alam yang dialami suatu negara.

Hal ini mencakup buruknya pembangunan infrastruktur, tidak efektifnya tanggap darurat, dan minimnya pendidikan mengenai mitigasi bencana.

Profesor ilmu kebumian A. Joshua West mengungkapkan dalam The Conversation bahwa pola pembangunan suatu negara menentukan nasib masyarakatnya.

“Memperbaiki kondisi dasar perekonomian dan standar konstruksi di daerah berisiko tinggi dapat membantu mengurangi kerugian akibat tanah longsor, gempa bumi, badai tropis, dan bencana alam lainnya,” tulis West dalam bukunya.

Bersambung di halaman berikutnya…

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bom-bom Israel ke Gaza Mengalahkan Kebrutalan Perang Dunia 2

20 September 2024 - 08:14

Tabrakan Kereta di Ceko Tewaskan 4 Orang

20 September 2024 - 07:15

81 Warga Nigeria Tewas dalam Serangan Teroris Boko Haram

20 September 2024 - 05:15

Trending di Internasional